Friday, July 31, 2020

Karya Tulis Ilmiah "Pergaulan Bebas Pada Remaja"

MAKALAH

KARYA ILMIAH REMAJA

PENGARUH PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI

SMA NEGERI 1 JAKENAN

Disusun Oleh :

Eli Ermawati       ( 18 )

SMA NEGERI 1 JAKENAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pengaruh Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI IPA 2 SMA N 1 Jakenan. 2016. E. Ermawati,

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di SMA N 1 Jakenan. Data yang digunakan adalah data primer yaitu para siswa kelas XI IPA 2 SMA N 1 Jakenan. Metode pengumpulaan data diperoleh mekakui  angket yang disebar melalui ........responden, disebar dengan acak. Hasil dari penyebaran angket adalah sebagai berikut

PRAKATA

            Puji syukur penulis memanjatkan kepada Allah S.W.T. atas segala kasih sayang –Nya kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan karya tulis dengan judul “ Pengaruh Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI di SMA N 1 Jakenan”.

            Karya tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mapel Bahasa Indonesia semester dua pada SMA N 1 JAKENAN. Penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Ungkapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada ;

1.      Bapak Kaslan S.Pd., M.M, sebagai kepala sekolah

2.      Bapak Agung Hartono S.Pd., M.M., selaku guru pembimbing mapel Bahasa Indonesia

3.      Kedua orang tua penulis

4.      Teman-teman penulis

5.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.

            Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kemajuan bersama.

Jakenan,          Maret 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i

Halaman Pengesahan..................................................................................... ii

Absttrak.......................................................................................................... iii

Prakata............................................................................................................ iv

Daftar Isi........................................................................................................ v

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2  Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3  Tujuan Penelitian..................................................................................... 3

1.4  Manfaat Penelitian................................................................................... 4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1    Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

2.1.1   Definisi Pergaulan Bebas............................................................ 5

2.1.2   Definisi Remaja.......................................................................... 6

2.1.3   Jenis-Jenis Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja.....................  7

2.1.4   Macam-macam Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja.............  8

2.1.5   Penyebab Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja....................... 9

2.1.6   Ciri-Ciri Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja......................... 10

2.2    Kepribadian Siswa

2.2.1   Definisi Kepribadian................................................................    11

2.2.2   Definisi Siswa................................................................. ........... 12

2.2.3   Jenis-Jenis Kepribadian...........................................................     13

2.2.4   Macam-Macam Kepribadian....................................................    14

2.2.5   Ciri-Ciri Kepribadian....................................................   ........... 15

2.2.6   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Siswa............. 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian............................................................ ........... 17

3.1.2 Waktu Penelitian....................................................................      18

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi.........................................................................   ........... 19

3.2.2 Sampel......................................................................................... 20

3.3 Jenis Data

3.3.1 Data Primer................................................................      ........... 21

3.3.2 Data Sekunder.........................................................................     22

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi.................................................................................... 23

3.4.2 Teknik Kuesioner........................................................................ 24

3.4.3 Teknik Wawancara...................................................................... 25

3.4.5 Dokumentasi.............................................................................. 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kasus yang muncul akibat pergaulan bebas di kalangan remaja semakin meningkat dimana-mana, terutama sekali di kalangan pelajar. Perilaku menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa disebut dengan kenakalan remaja bentuknya bermacam-macam. Bentuk kenakalan remaja itu sering kita jumpai di kalangan remaja saat ini baik di lingkungan kita maupun jauh dari lingkungan kita.

Perilaku yang penuh dengan kebebasan seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan sangat menyedihkan, ketika perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut seks bebas. Karena dari tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin banyak saja jumlahnya dan tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya adalah remaja (pelajar dan mahasiswa).

Di berbagai media pemberitaan baik media massa ataupun media elektronik, yang namanya kasus seks bebas selalu saja muncul dan menimbulkan kekhawatiran orang tua. Banyak orang tua yang cenderung menutup anak-anaknya dari dunia luar dengan tujuan menjauhkan dari kemungkinan terkena pergaulan bebas, tetapi cara ini juga dapat menjadikan anak menjadi individu yang anti sosial. Masalah ini semakin rumit, setiap orang selau bertanya-tanya. Tetapi masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas ini.

Kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di indonesia saat ini. Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebas pada diri remaja. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari pengaruh globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis.

Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul. Faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.

Banyak orang bilang bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan, seorang anak dalam menghadapi gejolak biologisnya dan masa remaja itu masa dimana anak-anak selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang membuat mereka penasaran biasa di sebut masa pencarian jatidiri. Apalagi ditunjang dengan era globalisasi dan era informasi yang sedemikian rupa menyebabkan remaja sekarang terpancing untuk coba-coba mempraktekkan apa yang dilihatnya dari internet.

Remaja sebagai calon penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam pendidikan. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Remaja yang masih labil dan sedang mencari-cari jati diri mereka perlu diarahkan dalam hal yang positif, agar mereka tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.

Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas. Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar mereka.

Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

Mengenai kepribadian yang dimiliki remaja-remaja di zaman sekarang ini sudah mulai memprihatinkan. Berbicara mengenai kepribadian sangat berkaitan erat dengan perilaku sopan santun. Dikalangan remaja era sekarang ini memanglah berbeda, jangankan berperilaku sopan kepada orang lain sikap sopan kepada orang tua saja sudah amat sulit diwujudkan oleh remaja sekarang. Mungkin hanya sedikit orang dari kalangan remaja yang menerapkan sopan santun kepada orang tuanya. Kepribadian tidak hanya mengenai sopan santun terhadap orang tua saja, masih banyak yang lainnya mengenai kepribadian.

Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Hal ini dapat merusak kepribadian remaja. Begitu maraknya masalah mengenai pergaulan bebas dikalangan remaja dan berbagai bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebes tersebut. Oleh karena itu, penulis memilih tema tentang pergaulan bebas dikalangan remaja yang berjudul “Pengaruh Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan”.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagi kasus mengenai maraknya pergaulan bebas serta akibat yang ditimbulkan yang terjadi dikalangan remaja, maka dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimanakah pergaulan bebas dikalangan remaja siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?

2.      Bagaimanakah kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?

3.      Bagaimanakah pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian  siswa kelas XI IPA 2  SMA Negeri 1 Jakenan?

 

1.3  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditentukan beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Menjelaskan tentang pergaulan bebas dikalangan remaja siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan.

2.      Menjelaskan tentang kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan.

3.      Menjelaskan pengaruh pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian  siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?

 

1.4  Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka dapat diambil beberapa manfaatnya diantaranya :

1.      Bagi Sekolah

·         Sekolah dapat melakukan tindakan- tindakan preventif untuk mencegah siswa agar tidak terjerumus dalam  pergaulan bebas.

·         Sekolah dapat menindak tegas mengenai kasus pergaulan bebas yang marak terjadi di kalangan  remaja.

·         Sekolah dapat membimbing dan memperbaiki kepribadian siswa.

·         Sekolah mendapat nama yang baik dan dipercaya masyarakat jika siswanya memiliki kepribadian yang baik.

2.      Bagi Siswa

·         Siswa dapat memperbaiki kepribadiannya masing-masing.

·         Siswa dapat lebih menjaga pergaulannya agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, seperti pergaulan bebas.

·         Siswa dapat terhindar dari dampak dan bahaya dari pergaulan bebas.

3.      Bagi Orang Tua

·         Orang tua dapat lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya.

·         Orang tua dapat memberikan upaya atau tindakan-tindakan preventif agar anaknya terhindar dari pergaulan bebas

·         Orang tua akan menindak tegas anaknya apabila anaknya terjerumus dalam pergaulan bebas.


 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

2.1.1 Definisi Pergaulan Bebas

Pengertian pergaulan bebas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbagi menjadi 2 kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan berarti kehidupan bergaul dan bebas berarti tidak terikat atau terbatas oleh aturan.

Selanjutnya pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokan yang kompak antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi, menurut Gunarsa dan Gunarsa (2004, hal. 50).

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.

Lalu, pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah proses interaksi yang dilakukan individu dengan individu, kelompok dengan kelompok ataupun individu dengan kelompok yang bergaul bebas tanpa adanya batasan tetapi tetap menaati peraturan dan norma yang ada.

 

2.1.2 Definisi Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik menurut (Hurlock, 1992).

Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Selanjutnya, masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik, menurut  (Hurlock, 1999, h. 206).

Selanjutnya masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalamii perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria, menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53).

Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dansosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun masa remaja awal, 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa remaja akhir.

Sedangkan menurut Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21 menurut (Deswita,2006:192).

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisii (masa peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental)  menurut (Abdul, hal : 2, 2009).

Jadi dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai adanya aspek fisik, psikis, dan psikososial secara kronologis usia remaja bekisar antara usia 12 sampai 21 tahun.

 

2.1.3 Macam-macam Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

1.      Seks bebas

Dengan terus berkembangnya teknologi, maka informasi yang salah tentang seksual mudah sekali didapatkan oleh para remaja, sehingga media massa dan segala hal yang bersifat pornografis akan menguasai pikiran remaja yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, karena mereka belum boleh melakukan hubungan seks yang sebenarnya yang disebabkan adanya norma-norma, adat, hukum dan juga agama (Soetjiningsih, 2004, pp. 139-140).

Apabila anak remaja sering dihadapkan pada hal-hal yang pornografi baik berupa gambar, tulisan, atau melihat aurat, kemungkinan besar dorongan untuk berhubungan secara bebas sangat tinggi, bisa lari ketempat pelacuran atau melakukan dengan teman sendiri. Hal-hal yang merugikan dari perilaku terhadap seks bebas tidak akan terjadi, apabila individu memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang kuat.

Ada beberapa faktor yang dianggap menimbulkan perilaku seksual pada remaja, diantaranya perubahan hormon pada masa pubertas yang dapat meningkatkan hasrat seksual remaja, penyebaran informasi yang salah misalnya dari buku-buku dan film porno, penundaan usia kawin karena norma-norma yang berlaku bahwa tidak boleh melakukan hubungan seksual sebelum menikah, serta kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dikarenakan orang tua menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan (Sarwono, 2011, pp. 187-188).

Pergaulan bebas sering kali mewarnai kehidupan anak muda dewasa ini,oleh sebab itu tidak heran jika masa depan akan generasi muda terus merosot jauh,karena pengaruh dari pergaulan bebas. Sehingga jalan terakhir untuk seks bebas adalah aborsi untuk menghilangkan jejak. Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah).

2.      Narkoba

Narkoba merupakan obat yang dapat menenangkan saraf,menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan rasa mengantuk. Tetapi jika dipakai terus menerus dan dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan serta kecanduan. Dalam dunia kedokteran zat adiktif ini sangat diperlukan tetapi dalam jumlah atau kadar yang sedikit yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit sebelum dan setelah melakukan pembedahan.

Dewasa ini bukan saja dalam dunia kedokteran yang menggunakan zat adiktif tersebut tetapi masyarakat luas.apalagi para remaja dan orang dewasa,karena kurangnya pemahaman yang mendasar tentang zat adiktif tersebut sehingga masyarakat luas pun ikut menggunakan zat tersebut.

Narkoba memiliki dampak negative yang sangat besar dibandingkan keuntungannya,oleh sebab itu sampai saat ini usaha pemerintah untuk melakukan pencegahan akan penggunaan narkoba terus ditingkatkan. Oleh sebab dampaknya yang sangat merugikan sehingga ada kalimat yang mengatakan “say no to drugs”.

Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.

Jenis jenis narkoba:

·  Opiat (opium): dikenali sebagai narkotik adalah bahan yang digunakan dalam perubatan untuk menidurkan atau melegakan kesakitan,tetapi mempunyai potensi yang tinggi untuk menyebabkan ketagihan.Sebahagian daripada opiat ,seperti candu,morfin,heroin dan kodein diperoleh daripada getah buah popi yang terdapat atau berasal dari negara-negara Timur Tengah dan Asia.Lain-lain jenis opiat seperti metadon adalah dadah sintetik/tiruan.

·  Ganja: tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

·  Amfetamin: Amfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis. Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah “Amftamin” sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.

·  Kokain: senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokaina merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini kokaina masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfina dan heroina karena efek adiktif.

·  Alkohol: minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu. Kita sudah tidak asing lagi dengan kata minuman keras, minuman keras atau yang sering disebut miras mudah sekali ditemui di manapun kita berada. Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dalam peragian tersebut akan menghasilkan kurang lebih 15%, tetapi jika dilakukan penyulingan maka dapat menghasilkan kurang lebih 100%.

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol, efeknya berbeda-beda tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.

Bila dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek sebagai berikut:

a.       merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri

b.      tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan)

c.       muncul akibat ke fungsi fisik - motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri

Pengonsumsian alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan pengerutan otak dan pengonsumsian alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar. Tapi bodohnya masyarakat Indonesia sudah terbukti, banyak terdengar kabar para pemabuk tewas ketika menengguk minuman keras, ternyata minuman keras itu sudah dicampur dengan bahan-bahan yang berbahaya seperti baygon, soklin, soffel dan banyak lainnya.

3.      Kehidupan malam

Kehidupan malam identik dengan seks bebas, alkohol dan obat terlarang. Itu tidak bisa dipungkiri ketika mewabahnya ekstasi dan shabu-shabu. Obat terlarang jenis ini sering ditemui di klub-klub malam. Alkohol mudah sekali dijumpai ketika kita masuk dalam klub-klub malam. Dunia ini banyak dirambah oleh kalangan atas dan kalangan selebritis. Mereka menghambur-hamburkan uang demi kepuasan sesaat.  

 

2.1.4 Penyebab Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

Beberapa faktor yang menyebabkan remaja melakukan pergaulan bebas menurut (Gunarsa & Gunarsa, 2004), adalah:

1.    Penampilan fisik, remaja tidak percaya diri ketika masa pubertas karena adanya perubahan fisik;

2.    Status kedewasaan, seperti pemikiran yang masih kekanak-anakan akan mudah terpengaruh serta kurangnya sikap bertanggung jawab;

3.    Kekaburan mengenai masa depan dan keragu-raguan mengenai tempatnya didalam masyarakat.

Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan atran-aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut:

1.      Rendahnya Taraf Pendidikan Keluarga

Rendahnya taraf pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengisinkan sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan yang menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.

2.      Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana yang tidak.

3.      Keadan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)

Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan psikil remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas.

4.      Lingkungan Setempat Kurang Baik

Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk keperibadian seseorang, jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana kitak ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan dari pada keluarga. 

5.      Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman 

Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan negatif dimana sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena berteman dengan orang yang tidak baik. Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal.

Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.

6.      Keadaan Ekonomi Keluarga 

Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah dan biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan anak tersebut dengan remaja yang senasip yang membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah. 

7.      Kurangnya Kesadaran Remaja 

Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari kurangnya pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan bebas. Faktor kesadaran atau kedewasaan faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu.

Misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.

8.      Lengkapnya Fasilitas.

Fasilitas yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.

Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa digunakan oleh para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan dirumah. Dari adanya internet memudahkan untuk mengakses jenis macam budaya yang tidak sesuai dengan norma ketimuran. 

9.      Pelampiasan Diri.

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.

10.  Tontonan Yang Tidak Mendidik.

Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.

11.  Faktor Orang Tua.

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:

a.       Faktor kesenjangan, pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman sdalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

b.      Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat

c.        Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.

12.  Kegagalan Remaja Menyerap Norma

Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.

Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.

13.  Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

14.  Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.

15.  Faktor Keseimbangan Hidup

Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorang senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

 

2.1.5  Ciri-Ciri Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja

Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri yang menandakannya antara lain sebagai berikut.

1.        Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya;

2.        Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji;

3.        Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat;

4.        Rasa ingin tahu yang besar;

5.        Rasa ingin mencoba dan merasakan;

6.        Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi;

7.        Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal;

8.        Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya;

9.        Banyak mengalami tekanan mental dan emosi;

10.    Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.

 

2.1.6 Dampak dari Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh tersebut dari dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai berikut.. 

1.      Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan Indonesia dengan adat ketimuran.  

2.      Ketergantungan Obat. Dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan dan berdampak overdosis yang diakhiri dengan kematian. 

3.      Menurunnya tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang menggugurkan kandungan yang tentu saja membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal tersebut dapat menurunkan kesehatan. 

4.      Meningkatkan Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki uang untuk membeli maka jalan keluar yang cepat adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas. 

5.      Meregangkan Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara keluarga karena beberapa penyebab yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat hilang. 

6.      Menyebarkan Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba membuat berbagai penyakit dapat menyerang orang-orang sekitar yang tidak bersalah. 

7.      Menurunnya Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras dan narkoba. 

8.      Berdosa. Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi masih hidup, namun saat kematian menjemput yang dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat yaitu ke neraka.

9.      Hilangnya Kehormatan.Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.

10.  Prestasi cenderung menurun. Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.

11.  Hamil Diluar Nikah. Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

12.  Aborsi dan bunuh diri. Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

13.  Tercorengnya Nama Baik Keluarga.Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

14.  Tekanan Batin.Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.

15.  Ketagihan. Seks bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.

16.  Gangguan kejiwaan. Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.

2.1.7 Cara mencegah Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki Cara Pandang

Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.

2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup

Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3. Jujur Pada Diri Sendiri

Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi

Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan

Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

6. Menanamkan Nilai Ketimuran

Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan bebas.

7. Mengurangi Menonton Televisi

Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.

Dengan demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi ini karena lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif. Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian dengan membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat memang, tapi jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak jelas dan cenderung merusak akal sehat pikiran.

8. Banyak Beraktivitas Secara Positif

Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif dijalankan. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-acara kreatifitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan bebas tersebut.

9. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas

Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda. Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya  perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.

10. Menegakkan Aturan Hukum

Bagi yang bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek jera. Yang demikian harus dirumuskan dan  dilaksanakan melalui hokum yang berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini.

11. Munakahat

Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Kalau masih belum bisa, cara lain adalah dengan berpuasa. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas.Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

 

2.2 Kepribadian Siswa

2.2.1 Definisi Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya menurut Horton (1982:12).

Schaefer & Lamm (1998:97) mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan ciri-ciri unik, perilaku, pola sikap, dan kebutuhan seseorang.
Pengertian  pola adalah sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap tersebut telah baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu juga merupakan pengertian dari pola perilaku. Individu manusia yang pada dasarnya memiliki kepribadian pemalu cenderung menghindarkan diri dari kontak mata dengan lawan bicaranya.

Pengertian kepribadian menurut Sujanto, menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu totalitas psikofisis yang rumit dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.

Menurut Kartini dan Dali (2006), pengertian kepribadian adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang seseorang yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Kemudian, kepribadian dapat juga berarti integrasi karakteristik dari pola, minat, tingkah laku, potensi, minat, pendirian, kemampuan dan struktur-struktur yang dimiliki seseorang; Definisi kepribadian secara umum menurut Kartini adalah segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.

Jadi dapat disimpulkan kepribadian adalah karakteristik pola tingkah laku yang khas dari sifat seseorang yang membuatnya berbeda dengan orang lain.

 

2.2.2 Jenis-Jenis Kepribadian

Manusia memiliki beberapa macam atau jenis kepribadian antara lain sebagai berikut.

1.      Introvert (Introversion) 

Introvert atau interoversion adalah kepribadian manusia yang mengutamakan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi manusia dengan sifat atau jenis kepribadian introvert adalah cenderung menutup diri dari kehidupan luar yang lebih senang berada di kesunyian atua kondisi tenang, dari pada tempat yang banyak orang. 

Ciri-Ciri Introvert 

·  Pemikir

·  Pendiam 

·  Senang menyendiri

·  Pemalu 

·  Susah bergaul (kuper) 

·  Lebih senang bekerja sendirian 

·  Lebih suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang (1 on 1

interaction)

·  Berpikir dulu baru berbicara/melakukan 

·  Senang berimajinasi 

·  Lebih mudah mengungkapkan perasaan dengan tulisan 

·  Lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi 

·  Jarang berbicara, tetapi suka mendengarkan orang bercerita 

·  Senang dengan kegiatan tenang misalnya membaca, memancing, bermain

komputer dan bersantai. 

2.      Extrovert (Extraversion)

Extrovert atau Extraversion adalah kepribadian manusia yang mengutamakan dunia luar manusia tersebut. Extrovert merupakan kebalikan dari introvert. Jadi manusia dengan sifat atau jenis kepribadian extrovert adalah kepribadian yang cenderung membuka diri dengan kehidupan luar yang lebih beraktivitas dan lebih sedikit berpikir serta orang yang senang berada di keramaian atau kondisi yang terdapat banyak orang, dari pada di tempat yang sunyi.

Ciri-Ciri Extrovert (Extraversion) 

·         Aktif 

·         Senang bersama orang 

·         Percaya diri (kadang dapat berlebihan) 

·         Senang beraktivitas 

·         Lebih senang jika bekerja kelompok 

·         Gampang bergaul (supel) 

·         Lebih suka berinteraksi dengan banyak orang dibanding dengan sekaligus 

·         Lebih mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata 

·         Berbicara/melakukan dulu baru berpikir 

·         Lebih senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi 

·         Lebih senang untuk bercerita, dari pada mendengarkan orang yang bercerita 

·         Senang dengan kegiatan yang banyak orang seperti jalan-jalan, nongkrong, berpesta, dan pergi konser.

3.      Ambievert (Ambiversion) 

Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang dapat berubah-ubah dari introver menjadi extrovert atau sebaliknya. Ambiever merupakan kepribadian manusia dengan dua kepribadian yaitu introvert dan extrovert. Mempunyai kepribadian ambievert yang dapat dibilang baik karena manusia tersebut bersifat fleksibel untuk beraktivitas sebagai introvert mapun extrovert serta berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Ambievert sering terlihat moody, karena sifat yang sering berubah-ubah. 

 

2.2.3 Macam-Macam Kepribadian

1. Kepribadian Manusia Menurut Enneagram

Enneagram adalah salah satu jenis psikotes yang banyak digunakan. Enneagram dikembangkan oleh Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo pada tahun 1950-an. Berikut adalah sembilan kepribadian manusia menurut enneagram.

a.       Reformer (Perfeksionis)

Orang yang berkepribadian reformer memiliki sifat yang sangat rasional dan sangat idealis. Sangat suka akan keteraturan dan cenderung taat pada aturan. Dia memiliki jiwa yang kuat untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Dia sangat ingin merubah dan memperbaiki pola-pola yang salah dalam orang lain. Terkadang bahkan terlalu kritis dan terlalu perfeksionis. Biasanya bekerja dalam bidang pendidikan atau pemerintahan.

b.      Giver / Helper (Penolong)

Orang yang berkepribadian giver memiliki sifat yang sangat peduli kepada sesama, berhati lembut, tulus ikhlas, dan empati kepada orang lain. Dia rela mengorbankan waktu bahkan hartanya untuk membantu orang lain. Biasanya dia justru malu untuk mengatakan kebutuhannya atau meminta tolong kepada orang lain meskipun sudah pernah ia tolong. Terkadang bahkan terlalu sentimentil (membawa perasaan). Biasanya orang yang seperti ini datang dari golongan mapan atau bahkan relawan.

c.       Achiever / Motivator / Performer

Orang yang berkepribadian achiever selalu berorientasi pada prestasi. Biasanya memiliki sifat energik, bersemangat, percaya diri, punya ambisi untuk maju, dan memikirkan orang lain yang memikirkannya. Bahkan terkadang gila kerja dan sangat pantang menyerah. Walaupun gagal, dia mencobanya lagi dan lagi sampai berhasil. Biasanya orang yang berkepribadian seperti ini cocok menjadi pengusaha atau atlet.

d.      Romantic / Artist / Individualist

Orang yang berkepribadian romantic memiliki sifat sensitif, kreatif, mampu mengekspresikan diri, penyendiri, dan memiliki jiwa seni yang tinggi. Bahkan terkadang menjadi sangat penyendiri dan tertutup dengan siapapun. Dia kurang nyaman saatu bertemu dengan orang lain. Orang yang bertipe seperti ini biasanya cocok menjadi seniman.

e.        Observer / Thinker / Investigator

Orang yang berkepribadian observer memiliki sifat sangat penasaran, mampu berkonsentrasi bahkan dengan hal yang sangat rumit, memiliki cara pandang yang berbeda, mandiri, inovatif, dan inventif (mampu menciptakan sesuatu. Secara fisik, ia memiliki otak cerebral yang kuat. Dia bahkan terkadang terlalu asik dengan konsep dan gagasannya sendiri juga seringkali suka menyendiri. Orang yang berkepribadian seperti ini cocok menjadi investigator (detektif) atau penemu.

f.       Loyalist / Pessimist

Orang yang berkepribadian loyalist memiliki sifat sangat bertanggungjawab, pekerja keras, lebih suka cari aman, kurang inovatif, kurang percaya diri, tidak bisa mengambil keputusan, dan pesimis. Terkadang bahkan terlalu pesimis dan takut akan perubahan. Orang seperti ini biasanya takut berinovasi sehingga lebih cocok bekerja di sektor formal atau menjadi asisten.

g.       Generalist / Optimist / Adventure

Orang yang berkepribadian generalist memiliki sifat bersemangat, terbuka, suka kesibukan, berjiwa spontan, selalu optimis, sangat suka hal baru, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun ia terkadang kurang disiplin, kurang bersabar, dan kurang fokus. Orang yang berkepribadian generalis cocok menjadi petualang, fotografer, atau menjadi pembawa acara petualangan.

h.       Challenger / Leader / Boss / Protector / Intimidator

Orang yang berkrepribadian challenger memiliki sifat suka memimpin, berani menghadapi tantangan, melindungi pengikutnya, suka memerintah, bicara langsung ke inti, percaya diri, dan dominan. Terkadang dia bahkan menjadi terlalu egois, terlalu mendominasi, merasa harus mengendalikan semuanya, dan temperamen (mudah marah/emosi). Orang yang berkepribadian challenger cocok menjadi pemimpin, manajer/CEO, atau perwira.

i.         Peacemaker / Mediator / Accomodator

Orang yang berkepribadian peacemaker memiliki sifat suka melerai, suka perdamaian, penyabar, menghindari konflik, tidak suka berselisih, bisa mempercayai orang lain, easygoing, dan toleran. Orangnya juga cukup kreatif dan optimis. Namun ia juga terkadang keras kepala.

2. Kepribadian Manusia Menurut Carl Jung

Carl Jung adalah seorang dokter psikologi dari Swiss. Dia membedakan kepribadian manusia menjadi tiga yaitu introvert, ambivert, dan ekstrovert. Namun, diantara ketiga kepribadian tersebut, hanya dua yang populer yaitu introvert dan ekstrovert. Disini juga tidak ada kepribadian yang terbaik dan terburuk. Berikut adalah kepribadian manusia menurut Carl Jung:

a)      Introvert

Introvert adalah kepribadian yang cenderung berfokus pada dunia di dalam pikiran manusia. Orang introvert hanya bersenang-senang dengan dunianya sendiri dan tertutup dengan orang lain. Lebih suka berpikir kritis, namun tidak pernah menyuarakan pikirannya tersebut. Sifat yang dimiliki kepribadian introvert adalah penyendiri, pemalu, suka berpikir, lebih suka bekerja/melakukan sesuatu sendirian, suka berimajinasi, susah bergaul, dan jarang bercerita. Orang introvert lebih suka berinteraksi hanya dengan satu orang. Ketika ada satu orang lagi datang, dia diam dan mereka berdua tetap berbicara. Meski begitu, mereka biasanya sangat aktif di internet. Internet seolah menjadi anugerah bagi introvert. Orang introvert biasanya akan menjadi entrepreneur yang hebat atau bahkan bisa menjadi inovator.

b)      Ambivert

Ambivert adalah kepribadian yang berada diantara introvert dan ekstrovert. Maksudnya adalah, orang itu bisa menjadi ekstrovert dan bisa juga berubah menjadi introvert. Sehingga orang tersebut lebih fleksibel dalam beraktifitas jika kepribadiannya ini bisa ia kelola dengan baik. Dia juga mampu berkomunikasi baik dengan orang introvert maupun ekstrovert. Ada juga yang sering mengatakan bahwa orang ambivert adalah orang yang memiliki kepribadian ganda.

c)      Ekstrovert

Ekstrovert adalah kepribadian yang berfokus dengan dunia luar. Kepribadian ini tentu berlawanan dengan introvert yang cenderung tertutup. Orang berkepribadian ekstrovert sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain dan mudah pula untuk bergaul. Tindakannya lebih banyak daripada berpikir. Dia juga lebih suka keramaian ketimbang tempat yang sunyi. Sifat yang dimiliki antara lain aktif, percaya diri (bahkan berlebihan), suka bekerja kelompok, supel (gampang bergaul), senang beraktifitas, lebih suka bercerita daripada diceritakan, dan bertindak dulu baru berpikir.

3. Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates

Hippocrates adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Dia membedakan kepribadian menjadi empat yaitu sanguin, koleris, melankolis, dan plegmatis. Pembedaan tersebut didasarkan pemikiran Hippocrates akan unsur. Dia mengatakan bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api dengan sifat kering, basah, dingin, dan panas. Berikut adalah penjelasan kepribadian manusia menurut Hippocrates. Tidak ada kepribadian yang terbaik maupun terburuk.

a.       Sanguin

Sanguin adalah kepribadian manusia dengan sifat suka bicara, sangat mudah bergaul, suka mengikuti trend, suka membesar-besarkan suatu hal, suara/tawa yang kadang berlebihan, mudah mengikuti suatu kelompok, sering terlambat, pelupa, sedikit kekanak-kanakan, egois, dan susah konsentrasi. Biasanya orang yang bertipe sanguin akan terlihat mencolok dibandingkan anggota kelompok yang lain, meskipun ia bukan pemimpin kelompok tersebut.

b.      Koleris

Koleris adalah kepribadian manusia dengan sifat suka mempimpin, bisa membuat keputusan, dinamis, berkemaian keras, keras kepala, tidak sabaran, mudah emosi, suka pertentangan, bekerja keras, suka kebebasan, sulit mengalah, suka memerintah, produktif, suka kerja efisien, dan memiliki visi ke depan yang bagus. Orang yang berkepribadian koleris akan menjadi pemimpin dalam kelompoknya. Jika misalnya dalam kelompok tersebut sudah ada pemimpin, maka dia akan berani menentang pemimpin tersebut atau pergi membuat kelompok baru.

c.       Melankolis

Melankolis adalah kepribadian manusia dengan sifat analitis, sensitif, mau mengorbankan diri, pendendam, selalu melihat masalah dari sisi negatif, kurang bisa bergaul (bersosialisasi), tidak suka perhatian, hemat, perfeksionis, artistik, serius, sangat memperhatikan orang lain, kurang mampu menyatakan pendapat, dan lebih fokus pada cara dibandingkan tujuan. Internet adalah anugerah baginya, karena dari sanalah dia bisa mengatakan semua hal secara bebas (meskipun kadang kelewatan). Biasanya orang-orang seperti ini akan menjadi entrepreneur yang hebat.

d.      Plegmatis

Plegmatis adalah kepribadian manusia dengan sifat mudah bergaul, penyabar, selalu berusaha mencari jalan pintas, simpatik, sangat suka keteraturan, memiliki selera humor yang tinggi namun sarkatik (bersifat mengejek/menyinggung), kurang antusias pada hal baru, suka menunda, tidak suka dipaksa, lebih suka menonton daripada ikut terlibat, dan keras kepala. Orang dengan kepribadian seperti ini seringkali disalahartikan sebagai psikopat.

 

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Siswa

Kepribadian seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring dengan adanya proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang antara lain sebagai berikut.

1.      Faktor Biologis

Pada tiap-tiap orang pasti mempunyai warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya juga. Warisan biologis tersebut dapat berupa bentuk fisik yang berbeda diantara 1 orang dengan orang yang lain, bahkan juga pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang tersebut dapat menjadi salah satu dari faktor penentu perkembangan kepribadian yang sesuai dengan bagaimana ia dapat memahami keadaan dirinya serta juga bagaimana ia diperlakukan didalam masyarakat.

2.      Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus

Letak geografis yang berbeda tersebut akan menghasilkan suatu jenis kebudayaan yang akan berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang akan menghasilkan kebudayaan nelayan, dengan masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, serta juga kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis tersebut sebenarnya hanya merupakan dari karakteristik kepribadian umum dari suatu lingkungan masyarakat dan juga tidak semua warga masyarakat tersebut termasuk di dalamnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa kepribadian umum adalah suatu kepribadian yang dipunyai oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.

3.      Faktor Pengalaman Kelompok

Selama kehidupan seseorang, pasti terdapat kelompok-kelompok tertentu yang diserap adanya gagasan-gagasan serta juga norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga merupakan kelompok pertama yang akan dilalui oleh suatu individu dan juga mungkin yang mempunyai peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang dapat menjadi referensi individu didalam membentuk suatu kepribadiannya ialah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain tersebut akan semakin berkurang pengaruhnya beriringan dengan pertambahnya usia seseorang. Selain dari keluarga serta kelompok bermain, kelompok mejemuk juga mempunyai peranan yang cukup besar bagi pembentukan suatu kepribadian seseorang.

Kelompok mejemuk tersebut menunjuk pada suatu kenyataan masyarakat yang sangat bermacam-macam. Bermacam-macam dalam kelompok masyarakat ini memiliki pandangan-pandangan yang berbeda beda juga dalam memandang nilai serta norma. Didalam suatu keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu tersebut hendaknya dapat menentukan sendiri apa sih yang dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak terhanyut didalam arus perbedaan yang terjadi didalam masyarakat majemuk ditempatnya berada.

4.      Faktor Pengalaman Unik

Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu akan mempunyai kepribadian yang sama. Hal itu disebabkan karena adanya pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu yang  selalu bersifat unik serta juga tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah kenapa 2 orang individu yang hidup di suatu lingkungkungan yang sama tidak akan dapat menghasilkan kepribadian yang juga sama, bahkan pada orang yang lahir kembar sekalipun.


 

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknis atau alat tertentu. (Winarno Surachman, 1995:131)Selanjutnya, (Sutrisno Hadi, 1997:4) menyatakan bahwa penelitian adalah sebagai usaha untuk menemukan,mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

Jadi, metode penelitian adalah suatu metode yang digunakan dalam usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dam gejala sosial dalam kehidupan masyarakat dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis, teratur, tertib dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Hadari Nawawi, 1996:91)

Ada berbagai macam metode penilitian, kali ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian dengan metode postpositivistik dikarenakan berdasarkan pada filsafat postposifistik. Selain itu, metode ini disebut dengan metode artistic dikarenakan cenderung bersifat seni atau kurang terpola. Tidak hanya itu sebutan lain dari metode ini yaitu metode penelitian naturalistic dikarenkn penelitian yang dilakukan dalam kondisi alamiah dan metode ini kebanyakan digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya. Sebenarnya mengapa disebut dengan metode kualitatif di karenakan data yang di kumpulkan serta analisisnya cenderung bersifat kualitatif.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan, merupakan jenis penelitian kualitatif, dimana penelitian yang dilakukan menekankan pada pengungkapan makna, proses, dan latar belakang sebagai sumber data langsung. Adapun definisi ata pengertian dari peneliian kualitatif sendiri yaitu, sebuah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan indukif. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menganalisis data dengan melakukan observasi secara langsung. Selain itu, penulis juga memberikan data – data yang sesuai dengan landasan teori yang penulis gunakan. Sehingga, penelitian ini dapat menjadi penelitian yang benar dan tepat.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jakenan yang berlokasi di jalan Jakenan-Winong KM 1,5  Jakenan, Pati. SMA Negeri 1 Jakenan dipilih oleh penulis karena SMA Negeri 1 Jakenan merupakan tempat penulis menuntut ilmu sehingga tempat ini memudahkan penulis untuk dekat dengan subjek penelitian.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Selasa, 12 Januari 2016 sampai dengan 15 Maret 2016. Penelitian dilakukan terhadap anggota kelas XI IPA 2 siswa SMA Negeri 1 Jakenan.

 

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi Yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2003). Populasi yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa  kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan

3.2.1             Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, secara jelas  dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2003). Sampel dalam penelitian ini sama dengan populasi.

 

3.3 Jenis Data

Ada dua jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.

3.3.1   Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber pertama, baik individu atau kelompok yang dikumpulkan secara khusus dan mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang diteliti (Sugiyono, 2004). Data primer ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang langsung kepada para responden yaitu para siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.

3.3.2             Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara lansung oleh peneliti, tetapi didapat dari sekolah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data yang dimaksud adalah data mengenai sejarah dan jumlah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan. Selain itu, data sekunder yang diperoleh penulis didapat melalui teknik wawancara terhadap beberapa siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.

 

3.4    Teknik Pengumpulan Data

Teknik/metode pengumpulan data adalah salah satu bagian dari rencana penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini sabagai berikut.

3.4.1 Observasi

Observasi ini merukapan teknik pengumpulan data dengan melakukan dan pencatatatan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.

 3.4.2 Teknik Kuesioner

Teknik pengumpulan data kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/ pernyataan tertulis pada responden yaitu siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan, yang diharapkan responden memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

3.4.3 Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (lisan) pada pihak-pihak responden untuk memperoleh data.

 3.4.5 Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2010). Metode ini digunakan untuk memperoleh data penulisan.


BAB IV

PEMBAHASAN

Dari data penelitian yang telah diperoleh penulis, maka pembahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

4.1 Pengaruh Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja

Berdasarkan penelitian sebelumnya di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat.

Hasil penelitian tersebut juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.

Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.

Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan.Aborsi atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;

1.        Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan keracunan.

2.        Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.

Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.

Dari data yang didapat dari penyebaran angket kepada  siswa kelas XI IPA 2 di SMA N I JAKENAN dengan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Dari data tersebut dalam hal pengetahuan siswa tentang pergaulan bebas dikalangan remaja, siswa yang menetahui tentang pergaulan bebas sebanyak 88%, sedangkan siswa yang tidak tahu tentang pergaulan bebas sebanyak 12%. Mengenai pengetahuan siswa tentang macam-macam pergaulan bebas dikalangan remaja, siswa yang mengetahui ada sebanyak 40% dan siswa yang tidak tau ada 60%.

Selanjutnya dari hasil penyebaran angket mengenai pengetahuan siswa tentang dampak pergaulan bebas dikalangan remaja, siswa yang tahu ada 58% dan siswa yang tidak tahu sebanyak 42%. Lalu mengenai tingkat keselektifan siswa dalam memilih pergaulan yang dijalaninya, siswa yang menjawab ya ada 92% dan siswa yang menjawab tidak ada 8%.

Mengenai tingkat orang tua memperhatikan pergaulan anaknya yang menjawab ya ada 94% sedangkan yang menjawab tidak ada 6%. Lalu mengenai pernah tidaknya siswa melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan bebas, yang menjawab ya/pernah sebanyak 86% yang menjawab tidak pernah ada sebanyak 14%. Pornografi dan seks bebas juga berhubungan dengan pergaulan bebas, apalagi mengenai seks bebas hal ini sangat erat hubungannya.

Dari pengakuan para siswa dari data angket siswa yang pernah melihat sesuatu yang berbau porno seperti gambar yang bersifat pornografi ataupun video pornografi, siswa yang menjawab ya/ pernah melihat ada sebanyak 96% sedangkan siswa yang menjawab tidak sebanyak 4%. Lalu mengenai seks bebas atau free sex, dari pengakuan para siswa pernah tidaknya mereka melakukan seks bebas, untungnya seluruh siswa mengaku tidak pernah melakukan seks bebas, yang artinya yang menjawab tidak/ Tidak pernah melakukan seks bebas sebanyak 100%.

4.2 Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI IPA 2

Kepribadian seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring dengan adanya proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Pengertian kepribadian adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang seseorang yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Kemudian, kepribadian dapat juga berarti integrasi karakteristik dari pola, minat, tingkah laku, potensi, minat, pendirian, kemampuan dan struktur-struktur yang dimiliki seseorang;  Aspek-aspek peribadian - Menurut Abin Syamsuddin (2003) yang mengemukakan mengenai aspek-apek kerpibadian yaitu sebagai berikut...

  • Karakter, adalah konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. 
  • Temperamen, adalah disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya mengenai mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan  akan yang datang dari lingkungannya. 
  • Sikap, ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau ambivalen. 
  • Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan lingkungannya, Misalnya mudah tidak tersinggung, marah, putus asah atau sedih. 
  • Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima risiko yang wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.  
  • Sosiabilitas , adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.  

Dari data penyebaran angket dengaan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Mengenai pengaruh pergaulan bebas dikalanngan remaja terhadap kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di SMA N I JAKENAN. Dari data tersebut mengenai tingkat pengetahuan siswa tentang kepribadian manusia, siswa yang menjawab ya/ tahu sebanyak 98% dan siswa yang menjawab tidak/tidak tahu sebanyak 2%. Lalu mengenai pengetahuan siswa tentang macam-macam kepribadian manusia, siswa yang menjawab ya atau tahu sebanyak 46% siswa yang menjawab tidak/ tidak tahu sebanyak 56%.

   Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa pengaruh pergaulan bebas dapat mempengaruhi kepribadian siswa, siswa yang menjawab ya/ berpengaruh ada sebanyak 56% sedangkan siswa yang menjawab tidak/ tidak berpengaruh ada sebanyak 44%.

BAB V

PENUTUP

a)      Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali.

Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Chomaria, N. (2008). Pergaulan bebas. Dalam A. Najmuddin (Ed.), Aku sudah gede: Ngobrolin pubertas buat remaja islam (h. 95-125). Solo: Samudra.

Gardner, J. E. (1996). Memahami gejolak masa remaja (M. S. Hadisubrata, Penerj.). Jakarta: Mitra Utama. (Karya asli diterbitkan tahun 1983)

Gunarsa, Y. S. D., & Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi untuk muda-mudi.  Jakarta:  BPK Gunung Mulia.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan (I. Widayanti & Sudjarwo, Penerj.). Jakarta: Erlangga.

Semiun, Y. (2010). Teori kepribadian dan terapi psikoanalitik freud (h. 21). Yogyakarta: Kanisius.

Tim Pustaka Phoenix. (2009). Kamus besar bahasa indonesia edisi baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix.

http://indudt.blog.fisip.uns.ac.id/2011/01/05/pergaulan-remaja-yang-lebih-mengarah-pada-pergaulan-bebas/

http://duniabaca.com/dampak-negatif-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html

http://edwincool07.blogspot.com/2012/02/pergaulan-bebas.html

http://vannoorsyamsu.blogspot.com/2013/04/makalah-bahaya-pergaulan-bebas.html

http://hati.unit.itb.ac.id/forum/viewtopic.php?f=28&p=182

http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-terjadinya-pergaulan-bebas/        

http://www.kapanlagi.com/a/0000002988.html

http://www.kapanlagi.com/h/0000088252.html                  

http://tabloid_info.sumenep.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=744&Itemid=27         


            

No comments:

Post a Comment

Novel Bahasa Jawa "Tresno Waranggono"

                                                                           Tresno Waranggono “ Theng-theng” swara bel muni, kang tandane w...