MAKALAH
KARYA ILMIAH REMAJA
PENGARUH
PERGAULAN BEBAS DIKALANGAN REMAJA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS XI
SMA
NEGERI 1 JAKENAN
Disusun
Oleh :
Eli
Ermawati ( 18 )
SMA
NEGERI 1 JAKENAN
TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Pengaruh
Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI IPA 2 SMA
N 1 Jakenan. 2016. E. Ermawati,
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh
pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di
SMA N 1 Jakenan. Data yang digunakan adalah data primer yaitu para siswa kelas
XI IPA 2 SMA N 1 Jakenan. Metode pengumpulaan data diperoleh mekakui angket yang disebar melalui
........responden, disebar dengan acak. Hasil dari penyebaran angket adalah
sebagai berikut
PRAKATA
Puji
syukur penulis memanjatkan kepada Allah S.W.T. atas segala kasih sayang –Nya
kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan karya tulis dengan judul “
Pengaruh Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI
di SMA N 1 Jakenan”.
Karya
tulis ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mapel Bahasa Indonesia semester dua
pada SMA N 1 JAKENAN. Penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis. Ungkapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada ;
1.
Bapak
Kaslan S.Pd., M.M, sebagai kepala sekolah
2.
Bapak
Agung Hartono S.Pd., M.M., selaku guru pembimbing mapel Bahasa Indonesia
3.
Kedua
orang tua penulis
4.
Teman-teman
penulis
5.
Dan
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis berharap karya tulis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kemajuan bersama.
Jakenan, Maret
2016
DAFTAR ISI
Halaman
Judul............................................................................................... i
Halaman
Pengesahan..................................................................................... ii
Absttrak.......................................................................................................... iii
Prakata............................................................................................................ iv
Daftar
Isi........................................................................................................ v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah.................................................................................... 2
1.3
Tujuan
Penelitian..................................................................................... 3
1.4
Manfaat
Penelitian................................................................................... 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja
2.1.1
Definisi Pergaulan Bebas............................................................ 5
2.1.2
Definisi Remaja.......................................................................... 6
2.1.3
Jenis-Jenis Pergaulan Bebas
Di Kalangan Remaja..................... 7
2.1.4
Macam-macam Pergaulan Bebas
Di Kalangan Remaja............. 8
2.1.5
Penyebab Pergaulan Bebas Di
Kalangan Remaja....................... 9
2.1.6
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas
Di Kalangan Remaja......................... 10
2.2
Kepribadian Siswa
2.2.1
Definisi Kepribadian................................................................ 11
2.2.2
Definisi Siswa................................................................. ........... 12
2.2.3
Jenis-Jenis
Kepribadian........................................................... 13
2.2.4
Macam-Macam Kepribadian.................................................... 14
2.2.5
Ciri-Ciri
Kepribadian.................................................... ........... 15
2.2.6
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepribadian Siswa............. 16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian............................................................ ........... 17
3.1.2 Waktu
Penelitian.................................................................... 18
3.2 Populasi
dan Sampel
3.2.1 Populasi......................................................................... ........... 19
3.2.2 Sampel......................................................................................... 20
3.3 Jenis Data
3.3.1 Data Primer................................................................ ........... 21
3.3.2 Data Sekunder......................................................................... 22
3.4
Teknik
Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi.................................................................................... 23
3.4.2 Teknik
Kuesioner........................................................................ 24
3.4.3 Teknik Wawancara...................................................................... 25
3.4.5
Dokumentasi.............................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kasus yang muncul akibat pergaulan
bebas di kalangan remaja semakin meningkat dimana-mana, terutama sekali di
kalangan pelajar. Perilaku menyimpang dikalangan remaja atau yang biasa disebut
dengan kenakalan remaja bentuknya bermacam-macam. Bentuk kenakalan remaja itu
sering kita jumpai di kalangan remaja saat ini baik di lingkungan kita maupun
jauh dari lingkungan kita.
Perilaku yang penuh dengan kebebasan
seringkali mengarah pada kenakalan yang sangat mencemaskan dan sangat
menyedihkan, ketika perilaku ini mengakibatkan tingginya jumlah penyimpangan
dikalangan remaja. Penyimpangan-penyimpangan yang kasusnya makin marak dan
menarik untuk dibahas adalah pergaulan bebas atau lebih spesifiknya disebut
seks bebas. Karena dari tahun ke tahun kasus seks bebas di negeri ini makin
banyak saja jumlahnya dan tak dapat dipungkiri bahwa sebagian pelakunya adalah
remaja (pelajar dan mahasiswa).
Di berbagai media pemberitaan baik
media massa ataupun media elektronik, yang namanya kasus seks bebas selalu saja
muncul dan menimbulkan kekhawatiran orang tua. Banyak orang tua yang cenderung
menutup anak-anaknya dari dunia luar dengan tujuan menjauhkan dari kemungkinan
terkena pergaulan bebas, tetapi cara ini juga dapat menjadikan anak menjadi
individu yang anti sosial. Masalah ini semakin rumit, setiap orang selau
bertanya-tanya. Tetapi masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pergaulan bebas ini.
Kenyataanya arus
globalisasi yang masuk ke indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup
remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada
remaja di indonesia saat ini. Karena seorang individu atau remaja sukanya
bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebas pada diri remaja. Termasuk
didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang
negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex
bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit
HIV/AIDS.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus
diselamatkan dari pengaruh
globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala
aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara
tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan free sex itu tidak
cocok dengan kebudayaan kita.pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada
tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis.
Melihat berbagai fakta yang terjadi
saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah
perzinahan (free sex), disebabkan
terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul. Faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara
pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya
asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Banyak orang bilang bahwa masa remaja
merupakan masa yang rentan, seorang anak dalam menghadapi gejolak biologisnya
dan masa remaja itu masa dimana anak-anak selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu
yang membuat mereka penasaran biasa di sebut masa pencarian jatidiri. Apalagi ditunjang
dengan era globalisasi dan era informasi yang sedemikian rupa menyebabkan
remaja sekarang terpancing untuk coba-coba mempraktekkan apa yang dilihatnya
dari internet.
Remaja sebagai calon
penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan
menerapkan nilai-nilai yang ada dalam
pendidikan. Generasi muda
adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan
tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan
generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan
keberadaan budayanya. Remaja yang masih labil dan sedang mencari-cari jati diri
mereka perlu diarahkan dalam hal yang positif, agar mereka tidak terjerumus
dalam pergaulan yang salah.
Anak remaja sekarang banyak menyalah artikan arti pergaulan
bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas melakukan perbuatan
apapun itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah satu contoh yang selalu
dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas. Biasanya para remaja
melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin tahunya dan ingin
mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan yang
melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan
hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar
mereka.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku
seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka
dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan
selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih
terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu,
sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Pendidikan Kesehatan reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan
pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas,
seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak
remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.
Mengenai kepribadian yang dimiliki
remaja-remaja di zaman sekarang ini sudah mulai memprihatinkan. Berbicara
mengenai kepribadian sangat berkaitan erat dengan perilaku sopan santun.
Dikalangan remaja era sekarang ini memanglah berbeda, jangankan berperilaku
sopan kepada orang lain sikap sopan kepada orang tua saja sudah amat sulit
diwujudkan oleh remaja sekarang. Mungkin hanya sedikit orang dari kalangan
remaja yang menerapkan sopan santun kepada orang tuanya. Kepribadian tidak
hanya mengenai sopan santun terhadap orang tua saja, masih banyak yang lainnya
mengenai kepribadian.
Tidak jarang dijumpai pemandangan di
tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan
masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal
masa remaja. Hal ini dapat merusak kepribadian remaja. Begitu maraknya masalah
mengenai pergaulan bebas dikalangan remaja dan berbagai bahaya yang ditimbulkan
dari pergaulan bebes tersebut. Oleh karena itu, penulis memilih tema tentang
pergaulan bebas dikalangan remaja yang berjudul “Pengaruh Pergaulan Bebas
Dikalangan Remaja terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1
Jakenan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagi kasus mengenai maraknya pergaulan
bebas serta akibat yang ditimbulkan yang terjadi dikalangan remaja, maka dapat
dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
pergaulan bebas dikalangan remaja siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?
2.
Bagaimanakah kepribadian siswa kelas XI
IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?
3. Bagaimanakah
pengaruh pergaulan bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan?
1.3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat
ditentukan beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Menjelaskan tentang pergaulan bebas
dikalangan remaja siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan.
2.
Menjelaskan tentang kepribadian siswa
kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan.
3.
Menjelaskan pengaruh pengaruh pergaulan
bebas dikalangan remaja terhadap kepribadian
siswa kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Jakenan?
1.4 Manfaat
Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka dapat diambil
beberapa manfaatnya diantaranya :
1. Bagi Sekolah
·
Sekolah dapat melakukan tindakan-
tindakan preventif untuk mencegah siswa agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
·
Sekolah dapat menindak tegas mengenai
kasus pergaulan bebas yang marak terjadi di kalangan remaja.
·
Sekolah dapat membimbing dan memperbaiki
kepribadian siswa.
·
Sekolah mendapat nama yang baik dan
dipercaya masyarakat jika siswanya memiliki kepribadian yang baik.
2.
Bagi Siswa
·
Siswa dapat memperbaiki kepribadiannya
masing-masing.
·
Siswa dapat lebih menjaga pergaulannya
agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, seperti pergaulan bebas.
·
Siswa dapat terhindar dari dampak dan
bahaya dari pergaulan bebas.
3.
Bagi Orang Tua
·
Orang tua dapat lebih memperhatikan
pergaulan anak-anaknya.
·
Orang tua dapat memberikan upaya atau
tindakan-tindakan preventif agar anaknya terhindar dari pergaulan bebas
·
Orang tua akan menindak tegas anaknya
apabila anaknya terjerumus dalam pergaulan bebas.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja
2.1.1 Definisi Pergaulan Bebas
Pengertian pergaulan bebas menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) terbagi menjadi 2 kata yaitu pergaulan dan bebas, pergaulan
berarti kehidupan bergaul dan bebas berarti tidak terikat atau terbatas oleh
aturan.
Selanjutnya pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas
antara pemuda dan pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokan yang kompak
antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi, menurut Gunarsa dan
Gunarsa (2004, hal. 50).
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari
makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi
dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma
hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Lalu, pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan
oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial
(zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas adalah proses
interaksi yang dilakukan individu dengan individu, kelompok dengan kelompok
ataupun individu dengan kelompok yang bergaul bebas tanpa adanya batasan tetapi
tetap menaati peraturan dan norma yang ada.
2.1.2 Definisi Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik menurut
(Hurlock, 1992).
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Selanjutnya, masa remaja adalah masa peralihan dari anak
– anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik, menurut (Hurlock, 1999, h. 206).
Selanjutnya masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalamii perkembangan semua aspek/ fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai
dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria,
menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53).
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan
psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa
remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia
remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun masa remaja awal,
15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa remaja akhir.
Sedangkan menurut Monks, Knoers, dan Haditono membedakan
masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa
remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa
remaja akhir 18–21 menurut (Deswita,2006:192).
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir
pada usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam
kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24
tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisii (masa peralihan) dari
masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi
dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya
belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak
mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan
fisik dan psikis (kejiwaan dan mental) menurut
(Abdul, hal : 2, 2009).
Jadi dari beberapa definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Remaja (adolescence) adalah masa transisi atau peralihan dari
masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai adanya aspek fisik, psikis, dan
psikososial secara kronologis usia remaja bekisar antara usia 12 sampai 21
tahun.
2.1.3
Macam-macam Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
1.
Seks bebas
Dengan terus berkembangnya teknologi, maka informasi yang
salah tentang seksual mudah sekali didapatkan oleh para remaja, sehingga media
massa dan segala hal yang bersifat pornografis akan menguasai pikiran remaja
yang kurang kuat dalam menahan pikiran emosinya, karena mereka belum boleh
melakukan hubungan seks yang sebenarnya yang disebabkan adanya norma-norma,
adat, hukum dan juga agama (Soetjiningsih, 2004, pp. 139-140).
Apabila anak remaja sering dihadapkan pada hal-hal yang
pornografi baik berupa gambar, tulisan, atau melihat aurat, kemungkinan besar
dorongan untuk berhubungan secara bebas sangat tinggi, bisa lari ketempat
pelacuran atau melakukan dengan teman sendiri. Hal-hal yang merugikan dari
perilaku terhadap seks bebas tidak akan terjadi, apabila individu memiliki
kesadaran dan tanggung jawab yang kuat.
Ada beberapa faktor yang dianggap menimbulkan perilaku
seksual pada remaja, diantaranya perubahan hormon pada masa pubertas yang dapat
meningkatkan hasrat seksual remaja, penyebaran informasi yang salah misalnya
dari buku-buku dan film porno, penundaan usia kawin karena norma-norma yang
berlaku bahwa tidak boleh melakukan hubungan seksual sebelum menikah, serta
kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dikarenakan orang tua
menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan (Sarwono, 2011, pp. 187-188).
Pergaulan bebas sering kali mewarnai kehidupan anak muda
dewasa ini,oleh sebab itu tidak heran jika masa depan akan generasi muda terus
merosot jauh,karena pengaruh dari pergaulan bebas. Sehingga jalan terakhir
untuk seks bebas adalah aborsi untuk menghilangkan jejak. Aborsi atau abortus
berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja sebelum
waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah).
2.
Narkoba
Narkoba merupakan obat yang dapat menenangkan
saraf,menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan rasa mengantuk. Tetapi jika
dipakai terus menerus dan dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan dampak yang
tidak baik untuk kesehatan serta kecanduan. Dalam dunia kedokteran zat adiktif
ini sangat diperlukan tetapi dalam jumlah atau kadar yang sedikit yang
digunakan untuk mengurangi rasa sakit sebelum dan setelah melakukan pembedahan.
Dewasa ini bukan saja dalam dunia kedokteran yang
menggunakan zat adiktif tersebut tetapi masyarakat luas.apalagi para remaja dan
orang dewasa,karena kurangnya pemahaman yang mendasar tentang zat adiktif
tersebut sehingga masyarakat luas pun ikut menggunakan zat tersebut.
Narkoba memiliki dampak negative yang sangat besar
dibandingkan keuntungannya,oleh sebab itu sampai saat ini usaha pemerintah
untuk melakukan pencegahan akan penggunaan narkoba terus ditingkatkan. Oleh sebab dampaknya yang sangat
merugikan sehingga ada kalimat yang mengatakan “say no to drugs”.
Demikian
pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin
memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005
tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut
terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29
tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50
tahun ke atas satu orang.
Jenis jenis narkoba:
·
Opiat (opium): dikenali
sebagai narkotik adalah bahan yang digunakan dalam perubatan untuk menidurkan
atau melegakan kesakitan,tetapi mempunyai potensi yang tinggi untuk menyebabkan
ketagihan.Sebahagian daripada opiat ,seperti candu,morfin,heroin dan kodein
diperoleh daripada getah buah popi yang terdapat atau berasal dari
negara-negara Timur Tengah dan Asia.Lain-lain jenis opiat seperti metadon
adalah dadah sintetik/tiruan.
·
Ganja: tumbuhan
budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika
pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat
membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa
sebab).
· Amfetamin: Amfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin
atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia
(hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk
mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan
untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala
mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis. Pada awalnya, amfetamin sangat
populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk
dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di
Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini
juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club
Drug) dan sebagai peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah
“Amftamin” sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari
Amfetamin.
· Kokain: senyawa sintetis yg memicu
metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokaina merupakan alkaloid yang
didapatkan dari tumbuhan koka Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika
Selatan. Daunnya biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek
stimulan”. Saat ini kokaina masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya
untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya
juga membantu. Kokaina diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan
morfina dan heroina karena efek adiktif.
· Alkohol: minuman yang mengandung etanol.
Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.
Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan
saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu. Kita sudah
tidak asing lagi dengan kata minuman keras, minuman keras atau yang sering
disebut miras mudah sekali ditemui di manapun kita berada. Alkohol adalah zat yang paling
sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu,
gula, sari buah atau umbi-umbian. Dalam peragian tersebut akan menghasilkan
kurang lebih 15%, tetapi jika dilakukan penyulingan maka dapat menghasilkan
kurang lebih 100%.
Efek yang
ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol, efeknya berbeda-beda tergantung dari
jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol
menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek sebagai
berikut:
a. merasa lebih bebas lagi
mengekspresikan diri
b.
tanpa
ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara
berlebihan)
c. muncul akibat ke fungsi fisik -
motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi
motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri
Pengonsumsian alkohol yang berlebihan
dapat mengakibatkan pengerutan otak dan pengonsumsian alkohol yang berat dapat
terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan
kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan
berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek
keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan
mengalami over dosis akan lebih besar. Tapi bodohnya masyarakat Indonesia sudah
terbukti, banyak terdengar kabar para pemabuk tewas ketika menengguk minuman
keras, ternyata minuman keras itu sudah dicampur dengan bahan-bahan yang
berbahaya seperti baygon, soklin, soffel dan banyak lainnya.
3.
Kehidupan
malam
Kehidupan malam identik dengan seks
bebas, alkohol dan obat terlarang. Itu tidak bisa dipungkiri ketika mewabahnya
ekstasi dan shabu-shabu. Obat terlarang jenis ini sering ditemui di klub-klub
malam. Alkohol mudah sekali dijumpai ketika kita masuk dalam klub-klub malam. Dunia ini banyak dirambah oleh
kalangan atas dan kalangan selebritis. Mereka menghambur-hamburkan uang demi
kepuasan sesaat.
2.1.4 Penyebab
Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
Beberapa faktor
yang menyebabkan remaja melakukan pergaulan bebas menurut (Gunarsa &
Gunarsa, 2004), adalah:
1.
Penampilan fisik, remaja tidak percaya
diri ketika masa pubertas karena adanya perubahan fisik;
2.
Status kedewasaan, seperti pemikiran
yang masih kekanak-anakan akan mudah terpengaruh serta kurangnya sikap
bertanggung jawab;
3.
Kekaburan mengenai masa depan dan
keragu-raguan mengenai tempatnya didalam masyarakat.
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak
belakang dengan atran-aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini
didasari atau disebabkan dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan bebas
antara lain sebagai berikut:
1.
Rendahnya
Taraf Pendidikan Keluarga
Rendahnya taraf pendidikan keluarga yang berpengaruh
besar sebagai penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga
mengisinkan sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan
yang menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.
2.
Karena Kehidupan Iman Yang Rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan
pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan
baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Oleh sebab itu sejak dini
para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya
sendiri, karena agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika
pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar agama tentu
sangat minim. Ini
sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup.
Agama dan
keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka
akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan
juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut
kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu imana yang baik dan mana
yang tidak.
3. Keadan
Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau
perkembangan psikil remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang
membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung kesenangan diluar
untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di keluarganya karena orang
tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang anak mencari kesenangan diluar
berbuntut pada pergaulan bebas.
4. Lingkungan
Setempat Kurang Baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk
keperibadian seseorang, jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang
kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana
kitak ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan
dari pada keluarga.
5. Kurang
Berhati-Hati Dalam Berteman
Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan
negatif dimana sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena berteman dengan
orang yang tidak baik. Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para
remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih
teman maka akibatnya akan fatal.
Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun
yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas
ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa
depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.
6. Keadaan
Ekonomi Keluarga
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat
bersekolah dan biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan
anak tersebut dengan remaja yang senasip
yang membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah.
7. Kurangnya
Kesadaran Remaja
Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi
dari kurangnya pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan bebas. Faktor
kesadaran atau kedewasaan faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi
orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang
cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu.
Misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit,
kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan
bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat
menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak
dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin
mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.
8.
Lengkapnya
Fasilitas.
Fasilitas
yang lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas.
Tetapi tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas
yang diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika
seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti kontrakan-kontrakan bebas yang bisa
digunakan oleh para remaja dan mahasiswa untuk melakukan seks bebas. Keadaan
rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi tempat seorang remaja atau
mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu jangan biarkan si anak berduaan
dirumah. Dari
adanya internet memudahkan untuk mengakses jenis macam budaya yang tidak sesuai
dengan norma ketimuran.
9.
Pelampiasan
Diri.
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya
karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah
tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya
tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang akan
menjerumuskannya dalam pergaulan bebas seperti seks bebas.
10. Tontonan Yang
Tidak Mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi
remaja sangat besar. Apa yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan
signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan
sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di
layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’,
Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan
adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan
film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
11. Faktor Orang
Tua.
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah
berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan
modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya
hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jaman para orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini, dapat kita
sebutkan antara lain:
a.
Faktor kesenjangan, pada sebagian
masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka
ketinggalan jaman sdalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk
dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak
menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
b.
Faktor kekurang pedulian Orang tua
kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa
masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur
tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu
sudah terlambat
c.
Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak
terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang.
Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya
mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka
perbuat.
12. Kegagalan
Remaja Menyerap Norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah
tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita
mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan
budaya serta agama yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang
cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman
sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan
tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.
Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang
mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang
seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh
karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor
ini.
13. Perubahan Zaman
Seiring
dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka
untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
14. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas
adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah
hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya.
Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka
akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.
15. Faktor
Keseimbangan Hidup
Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat
yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitasnya,
dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat,
penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorang senior yang handal
akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.
2.1.5 Ciri-Ciri Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri
yang menandakannya antara lain sebagai berikut.
1.
Penghamburan
harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya;
2.
Upaya
mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji;
3.
Menimbulkan
perilaku munafik dalam masyarakat;
4.
Rasa
ingin tahu yang besar;
5.
Rasa
ingin mencoba dan merasakan;
6.
Terjadi
perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab
yang dihadapi;
7.
Mudah
mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa
malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan
diri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal;
8.
Kesukaran yang dialami timbul akibat
konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan
akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya;
9.
Banyak mengalami tekanan mental dan
emosi;
10.
Terjerat dalam pesta hura-hura ganja,
putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
2.1.6 Dampak
dari Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja
Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik
bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh
tersebut dari dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai
berikut..
1.
Bahaya dari
pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas adalah dua orang yang
berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan kehamilan diluar
nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan
Indonesia dengan adat ketimuran.
2.
Ketergantungan
Obat. Dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil menggiringnya
mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat ketagihan dengan ketergantungan
obat-obat terlarang hingga berlebihan dan berdampak overdosis yang diakhiri
dengan kematian.
3.
Menurunnya
tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit
seperti HIV AIDS dan banyaknya yang menggugurkan kandungan yang tentu saja
membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal
tersebut dapat menurunkan kesehatan.
4.
Meningkatkan
Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena
jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki uang untuk membeli maka jalan keluar
yang cepat adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas.
5.
Meregangkan
Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara
keluarga karena beberapa penyebab yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan
bahkan sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat hilang.
6.
Menyebarkan
Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba
membuat berbagai penyakit dapat menyerang orang-orang sekitar yang tidak
bersalah.
7.
Menurunnya
Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung
bersenang-senang dan dapat menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari
minuman keras dan narkoba.
8.
Berdosa. Pergaulan bebas
sudah tentu akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi masih hidup, namun
saat kematian menjemput yang dihantarkan kepada balasan atas doa-dosa yang
pernah diperbuat yaitu ke neraka.
9.
Hilangnya Kehormatan.Hilangnya kehormatan,
jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak
masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada
pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi
setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang
maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
10. Prestasi
cenderung menurun. Apabila seorang remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks
bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa
ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti
proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan menurun. Malas belajar,
malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang
remaja ataupun mahasiswa tersebut.
11. Hamil Diluar
Nikah. Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku.
Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan
sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku
yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa
terutama orang tua.
12. Aborsi dan
bunuh diri. Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan
fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak
merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada
pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
13. Tercorengnya
Nama Baik Keluarga.Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang
dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga
akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang
mendalam dihati keluarga.
14. Tekanan Batin.Tekanan batin
yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan
sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
15. Ketagihan. Seks
bebas dapat menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut.
Hal tersebut sangat berbahaya karna keinginan yang tidak terkontrol.
16. Gangguan
kejiwaan. Akibat seks bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau
setres, disebabkan karna ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya
persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap hukuman Tuhan.
2.1.7 Cara
mencegah Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal
yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya.
Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih
banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada
solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Memperbaiki
Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis
dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar
tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga
apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan
positif.
2. Menjaga
Keseimbangan Pola Hidup
Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola
waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya
mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan
kegiatan positif.
3. Jujur Pada
Diri Sendiri
Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin
yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat
dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka
sendiri.
4. Memperbaiki
Cara Berkomunikasi
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga
terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik
dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk
Masa Depan
Jarangnya
remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan
pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam
menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja.
Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal
menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS
nantinya.
6. Menanamkan Nilai Ketimuran
Kalangan
remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai
ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan
pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan
derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk
terjun ke pergaulan bebas.
7. Mengurangi Menonton Televisi
Televisi
idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan
itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih
banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan
nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan
infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di
kalangan artis.
Dengan
demikian, kisah pergaulan bebas bukan menjadi hal yang tabu lagi. Makanya, tak
ada langkah yang lebih manjur selain mengurangi menonton televisi ini karena
lambat laun otak akan teracuni oleh nilai-nilai yang sebenarnya sangat negatif.
Untuk mendapatkan informasi, kalangan muda bisa mengalihkan perhatian dengan
membaca koran, majalah maupun buku-buku. Pekerjaan yang agak berat memang, tapi
jauh lebih produktif daripada kebanyakan menonton televisi yang tidak jelas dan
cenderung merusak akal sehat pikiran.
8. Banyak
Beraktivitas Secara Positif
Cara ini menurut berbagai penelitian sangat efektif
dijalankan. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak
waktu longgar, banyak waktu bermain, bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi
hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu
terus dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan anak muda dalam
organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan mengembangkannya menjadi
lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti acara-acara kreatifitas
anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan tercurahkan untuk hal-hal
positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif seperti pergaulan
bebas tersebut.
9. Sosialisasi
Bahaya Pergaulan Bebas
Dikalangan muda, pergaulan bebas sering dilakukan karena
bisa jadi mereka tidak tahu akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin
yang mematikan. Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi
mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas ini perlu terus
disebarkan di kalangan muda. Harapannya, mereka juga punya informasi sebagai
bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan
mereka akan terus melakukan pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi
sudah didapatkan tapi mereka tetap nekad melakukan itu persoalan lain lagi.
Sepertinya perlu ada penanganan khusus, apalagi yang sudah
terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.
10. Menegakkan Aturan Hukum
Bagi yang
bangga tersebut, tak ada hal lain yang bisa menghentikan selain adanya
perangkat hukum dan aturan hukum yang bisa menjeratnya. Setidaknya sebagai efek
jera. Yang demikian harus dirumuskan dan dilaksanakan melalui hokum yang
berlaku di negara kita. Langkah ini sebagai benteng terakhir untuk
menyelamatkan anak-anak muda dari amoralitas karena perilaku pergaulannbebas
yang lambat laun otomatis akan merusak bangsa ini.
11. Munakahat
Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Kalau
masih belum bisa, cara lain adalah dengan berpuasa. Inilah yang ditawarkan oleh
Islam sebagai salah satu solusi atas pergaulan bebas.Itulah beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di
kalangan remaja.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan
bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut
berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana &
prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya
menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
2.2 Kepribadian Siswa
2.2.1 Definisi
Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan,
ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen
itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap
orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan
konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya menurut
Horton (1982:12).
Schaefer & Lamm (1998:97)
mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan ciri-ciri unik,
perilaku, pola sikap, dan kebutuhan seseorang.
Pengertian pola adalah sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku,
sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap tersebut telah baku, berlaku
terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. perilaku
yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada
situasi kehidupan tertentu juga merupakan pengertian dari pola perilaku.
Individu manusia yang pada dasarnya memiliki kepribadian pemalu cenderung
menghindarkan diri dari kontak mata dengan lawan bicaranya.
Pengertian kepribadian menurut
Sujanto, menyatakan bahwa kepribadian merupakan suatu totalitas
psikofisis yang rumit dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang
unik.
Menurut Kartini dan Dali (2006), pengertian kepribadian
adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang seseorang yang membuatnya berbeda
dengan orang lain. Kemudian, kepribadian dapat juga berarti integrasi
karakteristik dari pola, minat, tingkah laku, potensi, minat, pendirian,
kemampuan dan struktur-struktur yang dimiliki seseorang; Definisi kepribadian
secara umum menurut Kartini adalah segala sesuatu mengenai diri seseorang
sebagaimana diketahui oleh orang lain.
Jadi dapat disimpulkan kepribadian adalah karakteristik
pola tingkah laku yang khas dari sifat seseorang yang membuatnya berbeda dengan
orang lain.
2.2.2 Jenis-Jenis Kepribadian
Manusia memiliki beberapa macam atau
jenis kepribadian antara lain sebagai berikut.
1.
Introvert
(Introversion)
Introvert atau interoversion adalah kepribadian manusia
yang mengutamakan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi manusia dengan
sifat atau jenis kepribadian introvert adalah cenderung menutup diri dari
kehidupan luar yang lebih senang berada di kesunyian atua kondisi tenang, dari
pada tempat yang banyak orang.
Ciri-Ciri Introvert
· Pemikir
· Pendiam
· Senang menyendiri
· Pemalu
· Susah bergaul (kuper)
· Lebih senang bekerja sendirian
· Lebih suka berinteraksi secara
langsung dengan 1 orang (1 on 1
interaction)
·
Berpikir dulu baru
berbicara/melakukan
· Senang berimajinasi
· Lebih mudah mengungkapkan perasaan
dengan tulisan
· Lebih senang mengamati dalam sebuah
interaksi
· Jarang berbicara, tetapi suka
mendengarkan orang bercerita
· Senang dengan kegiatan tenang
misalnya membaca, memancing, bermain
komputer dan bersantai.
2.
Extrovert (Extraversion)
Extrovert
atau Extraversion adalah kepribadian manusia yang mengutamakan dunia luar
manusia tersebut. Extrovert merupakan kebalikan dari introvert. Jadi manusia
dengan sifat atau jenis kepribadian extrovert adalah kepribadian yang cenderung
membuka diri dengan kehidupan luar yang lebih beraktivitas dan lebih sedikit
berpikir serta orang yang senang berada di keramaian atau kondisi yang terdapat
banyak orang, dari pada di tempat yang sunyi.
Ciri-Ciri Extrovert (Extraversion)
·
Aktif
·
Senang
bersama orang
·
Percaya
diri (kadang dapat berlebihan)
·
Senang
beraktivitas
·
Lebih
senang jika bekerja kelompok
·
Gampang
bergaul (supel)
·
Lebih
suka berinteraksi dengan banyak orang dibanding dengan sekaligus
·
Lebih
mudah mengungkapkan perasaan melalui kata-kata
·
Berbicara/melakukan
dulu baru berpikir
·
Lebih
senang berpartisipasi dalam sebuah interaksi
·
Lebih
senang untuk bercerita, dari pada mendengarkan orang yang bercerita
·
Senang
dengan kegiatan yang banyak orang seperti jalan-jalan, nongkrong, berpesta, dan
pergi konser.
3.
Ambievert (Ambiversion)
Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia
yang dapat berubah-ubah dari introver menjadi extrovert atau sebaliknya.
Ambiever merupakan kepribadian manusia dengan dua kepribadian yaitu introvert
dan extrovert. Mempunyai
kepribadian ambievert yang dapat dibilang baik karena manusia tersebut bersifat
fleksibel untuk beraktivitas sebagai introvert mapun extrovert serta
berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Ambievert sering
terlihat moody, karena sifat yang sering berubah-ubah.
2.2.3 Macam-Macam
Kepribadian
1.
Kepribadian Manusia Menurut Enneagram
Enneagram
adalah salah satu jenis psikotes yang banyak digunakan. Enneagram dikembangkan
oleh Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo pada tahun 1950-an. Berikut adalah
sembilan kepribadian manusia menurut enneagram.
a.
Reformer (Perfeksionis)
Orang yang berkepribadian reformer memiliki sifat yang
sangat rasional dan sangat idealis. Sangat suka akan keteraturan dan cenderung
taat pada aturan. Dia
memiliki jiwa yang kuat untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah.
Dia sangat ingin merubah dan memperbaiki pola-pola yang salah dalam orang lain.
Terkadang bahkan terlalu kritis dan terlalu perfeksionis. Biasanya bekerja
dalam bidang pendidikan atau pemerintahan.
b.
Giver / Helper (Penolong)
Orang yang berkepribadian giver memiliki sifat yang
sangat peduli kepada sesama, berhati lembut, tulus ikhlas, dan empati kepada
orang lain. Dia rela mengorbankan waktu bahkan hartanya untuk membantu orang
lain. Biasanya dia justru malu untuk mengatakan kebutuhannya atau meminta
tolong kepada orang lain meskipun sudah pernah ia tolong. Terkadang bahkan
terlalu sentimentil (membawa perasaan). Biasanya orang yang seperti ini datang
dari golongan mapan atau bahkan relawan.
c.
Achiever / Motivator / Performer
Orang yang berkepribadian achiever selalu berorientasi
pada prestasi. Biasanya memiliki sifat energik, bersemangat, percaya diri,
punya ambisi untuk maju, dan memikirkan orang lain yang memikirkannya. Bahkan
terkadang gila kerja dan sangat pantang menyerah. Walaupun gagal, dia
mencobanya lagi dan lagi sampai berhasil. Biasanya orang yang berkepribadian
seperti ini cocok menjadi pengusaha atau atlet.
d.
Romantic / Artist / Individualist
Orang yang berkepribadian romantic memiliki sifat
sensitif, kreatif, mampu mengekspresikan diri, penyendiri, dan memiliki jiwa seni yang tinggi.
Bahkan terkadang menjadi sangat penyendiri dan tertutup dengan siapapun. Dia
kurang nyaman saatu bertemu dengan orang lain. Orang yang bertipe seperti ini
biasanya cocok menjadi seniman.
e.
Observer / Thinker / Investigator
Orang yang berkepribadian observer memiliki sifat sangat
penasaran, mampu berkonsentrasi bahkan dengan hal yang sangat rumit, memiliki
cara pandang yang berbeda, mandiri, inovatif, dan inventif (mampu menciptakan
sesuatu. Secara fisik, ia memiliki otak cerebral yang kuat. Dia bahkan
terkadang terlalu asik dengan konsep dan gagasannya sendiri juga seringkali
suka menyendiri. Orang
yang berkepribadian seperti ini cocok menjadi investigator (detektif) atau
penemu.
f.
Loyalist / Pessimist
Orang yang berkepribadian loyalist memiliki sifat sangat
bertanggungjawab, pekerja keras, lebih suka cari aman, kurang inovatif, kurang
percaya diri, tidak bisa mengambil keputusan, dan pesimis. Terkadang bahkan
terlalu pesimis dan takut akan perubahan. Orang seperti ini biasanya takut
berinovasi sehingga lebih cocok bekerja di sektor formal atau menjadi asisten.
g.
Generalist / Optimist / Adventure
Orang yang berkepribadian generalist memiliki sifat
bersemangat, terbuka, suka kesibukan, berjiwa spontan, selalu optimis, sangat
suka hal baru, dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun ia terkadang
kurang disiplin, kurang bersabar, dan kurang fokus. Orang yang berkepribadian
generalis cocok menjadi petualang, fotografer, atau menjadi pembawa acara
petualangan.
h.
Challenger / Leader / Boss /
Protector / Intimidator
Orang yang berkrepribadian challenger memiliki sifat suka
memimpin, berani menghadapi tantangan, melindungi pengikutnya, suka memerintah,
bicara langsung ke inti, percaya diri, dan dominan. Terkadang dia bahkan
menjadi terlalu egois, terlalu mendominasi, merasa harus mengendalikan
semuanya, dan temperamen (mudah marah/emosi). Orang yang berkepribadian
challenger cocok menjadi pemimpin, manajer/CEO, atau perwira.
i.
Peacemaker / Mediator / Accomodator
Orang yang berkepribadian peacemaker memiliki sifat suka
melerai, suka perdamaian, penyabar, menghindari konflik, tidak suka berselisih,
bisa mempercayai orang lain, easygoing,
dan toleran. Orangnya juga cukup kreatif dan optimis. Namun ia juga terkadang
keras kepala.
2. Kepribadian Manusia Menurut Carl Jung
Carl Jung
adalah seorang dokter psikologi dari Swiss. Dia membedakan
kepribadian manusia menjadi tiga yaitu introvert, ambivert, dan ekstrovert.
Namun, diantara ketiga kepribadian tersebut, hanya dua yang populer yaitu
introvert dan ekstrovert. Disini juga tidak ada kepribadian yang terbaik dan terburuk.
Berikut adalah kepribadian manusia menurut Carl Jung:
a)
Introvert
Introvert
adalah kepribadian yang cenderung berfokus pada dunia di dalam pikiran manusia.
Orang introvert hanya bersenang-senang dengan dunianya sendiri dan tertutup
dengan orang lain. Lebih suka berpikir kritis, namun tidak pernah menyuarakan
pikirannya tersebut. Sifat yang dimiliki kepribadian introvert adalah
penyendiri, pemalu, suka berpikir, lebih suka bekerja/melakukan sesuatu
sendirian, suka berimajinasi, susah bergaul, dan jarang bercerita. Orang
introvert lebih suka berinteraksi hanya dengan satu orang. Ketika ada satu
orang lagi datang, dia diam dan mereka berdua tetap berbicara. Meski begitu,
mereka biasanya sangat aktif di internet. Internet seolah menjadi anugerah bagi
introvert. Orang introvert biasanya akan menjadi entrepreneur yang hebat atau
bahkan bisa menjadi inovator.
b)
Ambivert
Ambivert
adalah kepribadian yang berada diantara introvert dan ekstrovert. Maksudnya
adalah, orang itu bisa menjadi ekstrovert dan bisa juga berubah menjadi
introvert. Sehingga orang tersebut lebih fleksibel dalam beraktifitas jika
kepribadiannya ini bisa ia kelola dengan baik. Dia juga mampu berkomunikasi
baik dengan orang introvert maupun ekstrovert. Ada juga yang sering mengatakan
bahwa orang ambivert adalah orang yang memiliki kepribadian ganda.
c)
Ekstrovert
Ekstrovert
adalah kepribadian yang berfokus dengan dunia luar. Kepribadian ini tentu
berlawanan dengan introvert yang cenderung tertutup. Orang berkepribadian
ekstrovert sangat mudah berkomunikasi dengan orang lain dan mudah pula untuk
bergaul. Tindakannya lebih banyak daripada berpikir. Dia juga lebih suka
keramaian ketimbang tempat yang sunyi. Sifat yang dimiliki antara lain aktif,
percaya diri (bahkan berlebihan), suka bekerja kelompok, supel (gampang
bergaul), senang beraktifitas, lebih suka bercerita daripada diceritakan, dan
bertindak dulu baru berpikir.
3. Kepribadian Manusia Menurut Hippocrates
Hippocrates adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Dia
membedakan kepribadian menjadi empat yaitu sanguin, koleris, melankolis, dan
plegmatis. Pembedaan tersebut didasarkan pemikiran Hippocrates akan unsur. Dia
mengatakan bahwa alam semesta ini terdiri dari empat unsur dasar yaitu tanah,
air, udara, dan api dengan sifat kering, basah, dingin, dan panas. Berikut
adalah penjelasan kepribadian manusia menurut Hippocrates. Tidak ada
kepribadian yang terbaik maupun terburuk.
a.
Sanguin
Sanguin adalah kepribadian manusia dengan sifat suka
bicara, sangat mudah bergaul, suka mengikuti trend, suka membesar-besarkan
suatu hal, suara/tawa yang kadang berlebihan, mudah mengikuti suatu kelompok,
sering terlambat, pelupa, sedikit kekanak-kanakan, egois, dan susah
konsentrasi. Biasanya orang yang bertipe sanguin akan terlihat mencolok
dibandingkan anggota kelompok yang lain, meskipun ia bukan pemimpin kelompok
tersebut.
b.
Koleris
Koleris adalah kepribadian manusia dengan sifat suka
mempimpin, bisa membuat keputusan, dinamis, berkemaian keras, keras kepala,
tidak sabaran, mudah emosi, suka pertentangan, bekerja keras, suka kebebasan,
sulit mengalah, suka memerintah, produktif, suka kerja efisien, dan memiliki
visi ke depan yang bagus. Orang yang berkepribadian koleris akan menjadi pemimpin
dalam kelompoknya. Jika misalnya dalam kelompok tersebut sudah ada pemimpin,
maka dia akan berani menentang pemimpin tersebut atau pergi membuat kelompok
baru.
c.
Melankolis
Melankolis adalah kepribadian manusia dengan sifat
analitis, sensitif, mau mengorbankan diri, pendendam, selalu melihat masalah
dari sisi negatif, kurang bisa bergaul (bersosialisasi), tidak suka perhatian,
hemat, perfeksionis, artistik, serius, sangat memperhatikan orang lain, kurang
mampu menyatakan pendapat, dan lebih fokus pada cara dibandingkan tujuan.
Internet adalah anugerah baginya, karena dari sanalah dia bisa mengatakan semua
hal secara bebas (meskipun kadang kelewatan). Biasanya
orang-orang seperti ini akan menjadi entrepreneur yang hebat.
d.
Plegmatis
Plegmatis adalah kepribadian manusia dengan sifat mudah
bergaul, penyabar, selalu berusaha mencari jalan pintas, simpatik, sangat suka
keteraturan, memiliki selera humor yang tinggi namun sarkatik (bersifat
mengejek/menyinggung), kurang antusias pada hal baru, suka menunda, tidak suka
dipaksa, lebih suka menonton daripada ikut terlibat, dan keras kepala. Orang
dengan kepribadian seperti ini seringkali disalahartikan sebagai psikopat.
2.2.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Siswa
Kepribadian
seseorang itu senantiasa berubah dan juga berkembang seiring dengan adanya
proses sosialisasi yang dilakukan orang itu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian seseorang antara lain sebagai berikut.
1.
Faktor Biologis
Pada
tiap-tiap orang pasti mempunyai warisan biologis yang berbeda dengan
orang yang lainnya juga. Warisan biologis tersebut dapat berupa bentuk fisik
yang berbeda diantara 1 orang dengan orang yang lain, bahkan juga pada
anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang tersebut dapat menjadi salah
satu dari faktor penentu perkembangan kepribadian yang sesuai dengan bagaimana
ia dapat memahami keadaan dirinya serta juga bagaimana ia diperlakukan
didalam masyarakat.
2.
Faktor Geografis dan
Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda tersebut akan menghasilkan
suatu jenis kebudayaan yang akan berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir
yang akan menghasilkan kebudayaan nelayan, dengan masyarakat pedesaan yang akan
menghasilkan kebudayaan petani, serta juga kebudayaan masyarakat kota.
Letak geografis tersebut sebenarnya hanya merupakan dari karakteristik
kepribadian umum dari suatu lingkungan masyarakat dan juga tidak semua warga
masyarakat tersebut termasuk di dalamnya. Oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa kepribadian umum adalah suatu kepribadian yang dipunyai oleh
sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
3.
Faktor Pengalaman
Kelompok
Selama kehidupan seseorang, pasti
terdapat kelompok-kelompok tertentu yang diserap adanya gagasan-gagasan
serta juga norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga
merupakan kelompok pertama yang akan dilalui oleh suatu individu dan juga
mungkin yang mempunyai peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian
seseorang. Kelompok lain yang dapat menjadi referensi individu didalam
membentuk suatu kepribadiannya ialah kelompok bermain. Peranan kelompok
bermain tersebut akan semakin berkurang pengaruhnya beriringan dengan
pertambahnya usia seseorang. Selain dari keluarga serta kelompok bermain,
kelompok mejemuk juga mempunyai peranan yang cukup besar bagi pembentukan
suatu kepribadian seseorang.
Kelompok
mejemuk tersebut menunjuk pada suatu kenyataan masyarakat yang sangat
bermacam-macam. Bermacam-macam dalam kelompok masyarakat ini
memiliki pandangan-pandangan yang berbeda beda juga dalam memandang nilai
serta norma. Didalam suatu keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu
tersebut hendaknya dapat menentukan sendiri apa sih yang dianggapnya baik bagi
dirinya sehingga tidak terhanyut didalam arus perbedaan yang terjadi didalam
masyarakat majemuk ditempatnya berada.
4.
Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum
tentu akan mempunyai kepribadian yang sama. Hal itu disebabkan karena
adanya pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu yang
selalu bersifat unik serta juga tidak ada seorangpun yang
menyamainya. Itulah kenapa 2 orang individu yang hidup di suatu lingkungkungan
yang sama tidak akan dapat menghasilkan kepribadian yang juga sama, bahkan pada
orang yang lahir kembar sekalipun.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan
menggunakan teknis atau alat tertentu. (Winarno Surachman,
1995:131)Selanjutnya, (Sutrisno Hadi, 1997:4) menyatakan bahwa penelitian
adalah sebagai usaha untuk menemukan,mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Jadi, metode penelitian adalah suatu metode yang
digunakan dalam usaha untuk menangkap gejala-gejala alam dam gejala sosial
dalam kehidupan masyarakat dengan mempergunakan prosedur kerja yang sistematis,
teratur, tertib dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Hadari Nawawi,
1996:91)
Ada berbagai macam metode penilitian, kali ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian
dengan metode postpositivistik dikarenakan berdasarkan pada filsafat
postposifistik. Selain itu, metode ini disebut dengan metode artistic
dikarenakan cenderung bersifat seni atau kurang terpola. Tidak hanya itu
sebutan lain dari metode ini yaitu metode penelitian naturalistic dikarenkn
penelitian yang dilakukan dalam kondisi alamiah dan metode ini kebanyakan
digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya. Sebenarnya mengapa disebut
dengan metode kualitatif di karenakan data yang di kumpulkan serta analisisnya
cenderung bersifat kualitatif.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan, merupakan jenis penelitian
kualitatif, dimana penelitian yang dilakukan menekankan pada pengungkapan
makna, proses, dan latar belakang sebagai sumber data langsung. Adapun definisi
ata pengertian dari peneliian kualitatif sendiri yaitu, sebuah riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
indukif. Sesuai dengan pengertian tersebut penulis menganalisis data dengan
melakukan observasi secara langsung. Selain itu, penulis juga memberikan data –
data yang sesuai dengan landasan teori yang penulis gunakan. Sehingga,
penelitian ini dapat menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jakenan yang berlokasi di jalan Jakenan-Winong KM
1,5 Jakenan, Pati. SMA Negeri 1 Jakenan
dipilih oleh penulis karena SMA Negeri 1 Jakenan merupakan tempat penulis
menuntut ilmu sehingga tempat ini memudahkan penulis untuk dekat dengan subjek
penelitian.
3.1.2
Waktu Penelitian
Penelitian
dilakukan pada Selasa, 12 Januari 2016 sampai dengan 15 Maret 2016. Penelitian dilakukan
terhadap anggota kelas XI IPA
2 siswa
SMA Negeri 1 Jakenan.
3.2 Populasi
dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi Yang terdiri atas
obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono 2003). Populasi yang menjadi subjek penelitian
ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan
3.2.1
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu, secara jelas dan
lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2003). Sampel dalam
penelitian ini sama dengan populasi.
3.3 Jenis Data
Ada dua jenis
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.
3.3.1
Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber
pertama, baik individu atau kelompok yang dikumpulkan secara khusus dan
mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang diteliti (Sugiyono, 2004). Data
primer ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang langsung kepada para
responden yaitu para siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.
3.3.2
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara
lansung oleh peneliti, tetapi didapat dari sekolah yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. Data yang dimaksud adalah data mengenai sejarah dan
jumlah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan. Selain itu, data sekunder
yang diperoleh penulis didapat melalui teknik wawancara terhadap beberapa siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik/metode
pengumpulan data adalah salah satu bagian dari rencana penulis. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penulisan ini sabagai berikut.
3.4.1 Observasi
Observasi ini merukapan teknik pengumpulan data dengan
melakukan dan pencatatatan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan
pada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.
3.4.2 Teknik Kuesioner
Teknik
pengumpulan data kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/ pernyataan tertulis pada responden
yaitu siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan, yang diharapkan responden
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
3.4.3 Teknik Wawancara
Teknik
wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung (lisan) pada pihak-pihak responden untuk
memperoleh data.
3.4.5 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2010). Metode ini digunakan
untuk memperoleh data penulisan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari data penelitian yang telah diperoleh penulis, maka pembahasan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut.
4.1 Pengaruh
Pergaulan Bebas Dikalangan Remaja
Berdasarkan penelitian sebelumnya di
berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku
pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga
menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara
umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar
seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta
mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks
bebas semakin meningkat.
Hasil penelitian tersebut juga
memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki pengetahuan khusus serta
komprehensif mengenai seks. Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno
(35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat
dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan
guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini,
karena dia juga mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya
penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja
dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi
kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung
jawab terjadilah aborsi. Seorang
wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti
ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja
sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai
tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan.Aborsi
atau abortus berarti penguguran kandungan atau membuang janin dengan sengaja
sebelum waktunya, (sebelum dapat lahir secara alamiah). Abortus terbagi dua;
1.
Pertama, Abortus spontaneus yaitu abortus
yang terjadi secara tidak sengaja. penyebabnya, kandungan lemah, kurangnya daya
tahan tubuh akibat aktivitas yang berlebihan, pola makan yang salah dan
keracunan.
2.
Kedua, Abortus provocatus yaitu aborsi
yang disengaja. Disengaja maksudnya adalah bahwa seorang wanita hamil sengaja
menggugurkan kandungan/ janinnya baik dengan sendiri atau dengan bantuan orang
lain karena tidak menginginkan kehadiran janin tersebut.
Proses aborsi bukan saja suatu proses
yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita
secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan
mental seorang wanita.
Oleh sebab itu yang sangat penting
untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja
tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan
memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara
meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala
risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
Namun disadari, masyarakat (orangtua)
masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak.
Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum
tentu kebenaran akan hal sex tersebut.
Dari
data yang didapat dari penyebaran angket kepada
siswa kelas XI IPA 2 di SMA N I JAKENAN dengan jumlah responden sebanyak
40 siswa. Dari data tersebut dalam hal pengetahuan siswa tentang pergaulan
bebas dikalangan remaja, siswa yang menetahui tentang pergaulan bebas sebanyak
88%, sedangkan siswa yang tidak tahu tentang pergaulan bebas sebanyak 12%.
Mengenai pengetahuan siswa tentang macam-macam pergaulan bebas dikalangan
remaja, siswa yang mengetahui ada sebanyak 40% dan siswa yang tidak tau ada
60%.
Selanjutnya
dari hasil penyebaran angket mengenai pengetahuan siswa tentang dampak
pergaulan bebas dikalangan remaja, siswa yang tahu ada 58% dan siswa yang tidak
tahu sebanyak 42%. Lalu mengenai tingkat keselektifan siswa dalam memilih
pergaulan yang dijalaninya, siswa yang menjawab ya ada 92% dan siswa yang
menjawab tidak ada 8%.
Mengenai
tingkat orang tua memperhatikan pergaulan anaknya yang menjawab ya ada 94%
sedangkan yang menjawab tidak ada 6%. Lalu mengenai pernah tidaknya siswa
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan bebas, yang menjawab
ya/pernah sebanyak 86% yang menjawab tidak pernah ada sebanyak 14%. Pornografi
dan seks bebas juga berhubungan dengan pergaulan bebas, apalagi mengenai seks
bebas hal ini sangat erat hubungannya.
Dari
pengakuan para siswa dari data angket siswa yang pernah melihat sesuatu yang
berbau porno seperti gambar yang bersifat pornografi ataupun video pornografi,
siswa yang menjawab ya/ pernah melihat ada sebanyak 96% sedangkan siswa yang
menjawab tidak sebanyak 4%. Lalu mengenai seks bebas atau free sex, dari
pengakuan para siswa pernah tidaknya mereka melakukan seks bebas, untungnya
seluruh siswa mengaku tidak pernah melakukan seks bebas, yang artinya yang
menjawab tidak/ Tidak pernah melakukan seks bebas sebanyak 100%.
4.2 Pengaruh Pergaulan Bebas Terhadap Kepribadian Siswa
Kelas XI IPA 2
Kepribadian seseorang itu senantiasa
berubah dan juga berkembang seiring dengan adanya proses sosialisasi yang
dilakukan orang itu. Pengertian kepribadian adalah tingkah laku khas dan sifat
seseorang seseorang yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Kemudian,
kepribadian dapat juga berarti integrasi karakteristik dari pola, minat,
tingkah laku, potensi, minat, pendirian, kemampuan dan struktur-struktur yang
dimiliki seseorang; Aspek-aspek peribadian - Menurut Abin
Syamsuddin (2003) yang mengemukakan mengenai aspek-apek kerpibadian yaitu
sebagai berikut...
- Karakter, adalah
konsekuen tidaknya mematuhi etika perilaku konsiten tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen, adalah
disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya mengenai mereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan akan yang datang dari lingkungannya.
- Sikap, ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif,
negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi
emosional terhadap rangsangan lingkungannya, Misalnya mudah tidak
tersinggung, marah, putus asah atau sedih.
- Responsibilitas (tanggung jawab), yaitu kesiapan untuk menerima
risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima
risiko yang wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang
dihadapi.
- Sosiabilitas , adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Dari data
penyebaran angket dengaan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Mengenai pengaruh
pergaulan bebas dikalanngan remaja terhadap kepribadian siswa kelas XI IPA 2 di
SMA N I JAKENAN. Dari data tersebut mengenai tingkat pengetahuan siswa tentang
kepribadian manusia, siswa yang menjawab ya/ tahu sebanyak 98% dan siswa yang
menjawab tidak/tidak tahu sebanyak 2%. Lalu mengenai pengetahuan siswa tentang
macam-macam kepribadian manusia, siswa yang menjawab ya atau tahu sebanyak 46%
siswa yang menjawab tidak/ tidak tahu sebanyak 56%.
Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa
pengaruh pergaulan bebas dapat mempengaruhi kepribadian siswa, siswa yang
menjawab ya/ berpengaruh ada sebanyak 56% sedangkan siswa yang menjawab tidak/
tidak berpengaruh ada sebanyak 44%.
BAB
V
PENUTUP
a) Simpulan
Simpulan
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi
dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma
hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara
medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti
saat ini.
Yang terpenting sebenarnya adalah
bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta
dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks
yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen
bangsa tanpa terkecuali.
Usaha untuk pencegahan sudah semestinya
terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa
diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chomaria, N. (2008). Pergaulan bebas.
Dalam A. Najmuddin (Ed.), Aku sudah gede: Ngobrolin pubertas buat remaja islam
(h. 95-125). Solo: Samudra.
Gardner, J. E. (1996). Memahami gejolak masa remaja (M. S.
Hadisubrata, Penerj.). Jakarta: Mitra Utama. (Karya asli diterbitkan tahun 1983)
Gunarsa, Y. S. D., & Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi
untuk muda-mudi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan (I. Widayanti
& Sudjarwo, Penerj.). Jakarta: Erlangga.
Semiun, Y. (2010). Teori kepribadian
dan terapi psikoanalitik freud (h. 21). Yogyakarta: Kanisius.
Tim Pustaka Phoenix. (2009). Kamus besar bahasa indonesia
edisi baru. Jakarta: Media Pustaka Phoenix.
http://duniabaca.com/dampak-negatif-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja.html
http://edwincool07.blogspot.com/2012/02/pergaulan-bebas.html
http://vannoorsyamsu.blogspot.com/2013/04/makalah-bahaya-pergaulan-bebas.html
http://hati.unit.itb.ac.id/forum/viewtopic.php?f=28&p=182
http://ninahamzah.wordpress.com/akibat-terjadinya-pergaulan-bebas/
http://www.kapanlagi.com/a/0000002988.html
http://www.kapanlagi.com/h/0000088252.html
http://tabloid_info.sumenep.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=744&Itemid=27
No comments:
Post a Comment