Thursday, January 12, 2017

Makalah Tegangan Permukaan Zat Cair

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Banyak kejadian – kejadian alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya Jarum yang diletakan Pada permukaan air. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
            Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis).Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.Tegangan permukaan atau tegangan bidang batas adalah gaya yang terdapat pada setiap bidang batas antara dua media berusaha memperkecil luas bidang itu, oleh karena itu permukaan zat cair kenderung kemenahan usaha perluasan permukaan dan karena itu tegangan permukaan dapat didefenisikan dengan gaya yang terdapat pada setiap bidang bahan yang menahan perluasan permukaan.
Kita sering membuat perbedaan antara tegangan permukaan dengan tegangan bidang batas, dengan tegangan permukaan dimaksudkan tegangan pada permukaan cairan yang berbatasan dengan udara, sedangkan istilah yang kedua dimaksudkan gaya bekerja pada bidang batas antara dua cairan yang tidak berbaur dan untuk memperoleh sekedar gambaran mengenai perbandingan gaya intrermolekul.
Tegangan permukaan merupakan penjelmaan dari pada interaksi gaya intermolekul yang timbul akibat molekul-molekul yang terdapat pada bidang batas itu tidak dikelilingi secara sistematik oleh molekul yang lainnya. Tidak seperti halnya dengan molekul-molekul yang terdapat ditengah-tengan fasa suatu materi.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud tegangan permukaan zat cair?
2.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan zat cair?
3.      Apakah contoh tegangan permukaan zat cair dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian tegangan permukaan zat cair.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan zat cair.
3.      Mengetahui contoh tegangan permukaan zat cair dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi Tegangan Permukaan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990).
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan  didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Hamid.2010).
Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).





2.1.2Macam-macam Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain (Kosman dkk, 2005);
1.    Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar permukaan zat cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.
2.    Metode kenaikan kapiler
Metode ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.
      Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;
      Keliling penampang pipa = 2 pr
      Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total = 2 prg cos q.

2.1.3 Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel, koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya, maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan dengan suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan. (Martin, 1990)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan) mempunyai gugus polar dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan monomolekuler. Bagian gugus polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan permukaan air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan metode tegangan permukaan. (Kosman, 2006).
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan tegangan permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang kawat U.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1.      Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul
2.      Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
3.      Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
4.      Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5.      Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

2.1.5 Manfaat Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi
1.    Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2.    penetrasi molekul melalui membrane biologis
3.    pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi

2.2 Alat dan Bahan
1.      Kawat  dengan panjang 32 cm dan 12 cm
2.      Wadah / baskom
3.      Gunting besi
4.      Beban
5.      Air
6.      Sabun Cair




2.3 Cara Kerja
1.      Menyiapkan semua alat dan bahan.
2.      Memotong kawat dengan panjang 32 cm dan 12 cm dengan guting besi.
3.      Membengkokkan kawat membentuk U dengan ukuran 20 x 12 cm, kawat yang satunya dengan panjang 12 cm diberi pengait ditengah dan tiap ujungnya.
4.      Menyiapkan wadah yang telah diisi air secukupnya.
5.      Mencampurkan sabun cair dengan air yang ada diwadah.
6.      Untuk prakteknya, mencelupkan kawat  kewadah yang berisi larutan air sabun dan mencelupkan kawat yang telah diberi beban kewadah yang berisi larutan air sabun.
7.      Mengamati hasil yang terjadi.
2.4 Fungsi
Fungsi dari alat ini untuk menjelaskan contoh tegangan permukaan zat cair dan mengamati tegangan permukaan zat cair pada larutan sabun dengan bantuan kawat berbentuk U, dan juga mengukur tegangan permukaan zat cair tersebut.
2.5  Pengambilan Data
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan teknik percobaan dan mengambil dari sumber di internet. Pada penyusunannya pertama kami mencari sumber dan informasi mengenai tegangan permukaan zat cair dari buku mapel fisika kelas XI yang kami miliki, selain itu kami mencarinya di internet juga.











BAB III
3.1 Analisis Data
Perhatikan gambar berikut :

Seutas kawat dibengkokkan membentuk huruf U. Pada kaki-kai kawat tersebut di pasang seutas kawat sedemikian rupa sehingga dapat bergeser. Ketika kedua kawat ini dicelupkan ke dalam larutan sabun dan di angkat kembali, maka kawat kedua akan tertari ke atas (kawat harus ringan). Agar kawat kedua tidak bergerak ke atas, kita harus menahannya dengan gaya ke arah bawah.
Jika panjang kawat kedua l dan larutan sabun yang menyentuhnya memiliki dua permukaan, maka tegangan permukaan sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan (γ) dalam hal ini didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaaan (F) dan panjang permukaan (2l) tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
γ = \frac{F}{2l}
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah wadah.
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan.
Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara kualitatif (tidak ada persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan permukaan secara kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan.

Dari Praktikum diperoleh data sebagai berikut :
Massa kawat               = 0,2 gram       = 2 x 10-4 kg
Panjang kawat (l)        = 20 cm           = 2 x 10-1 m
Massa beban                = 0,5 gram       = 5 x 10-4 kg

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

3.2 Pembahasan
Jika kawat tersebut dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika seseorang bermain gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total adalah F .
Dalam kesetimbangan,F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.Misalkan panjang kawat lurus adalah l . Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).


Dari data yang diperoleh dari praktikum maka dapat dicari besar tegangan permukaan, yang kami masukkan kedalam soal, dan pembahasannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Contoh Soal :
Sebtang kawat dibengkokkan seperti huru U. Kemudian kawat kecil PQ yang bermassa 0,2 gram dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar). Kemudian kawat tersebut dicelupkan ke dalam cairan sabun dan diangkat vertikal sehingga ada lapisan tipis sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas kawa kecil mengalami gaya tarik ke atas oleh lapisan sabung. Agar terjadi keseimbangan, maka pada kawat kecil PQ digantungkan benda dengan massa 0,5 gram. Jika panjang kawat PQ = 20 cm dan nilai gravitasi 10 m/s2, berapa tegangan sabun tersebut?

Pembahasan    :

Diketahui        :
Massa kawat               = 0,2 gram       = 2 x 10-4 kg
Panjang kawat (l)        = 20 cm           = 2 x 10-1 m
Massa beban                = 0,5 gram       = 5 x 10-4 kg
g                                  = 10 m/s2

Ditanyakan      : Tegangan permukaan lapisan sabun (ɤ)?
Rumus             :           γ = \frac{F}{2l}
Jawab              :

F          = berat kawat + berat benda                                                             
            = ( m x g)kawat + (m x g)benda
= (2 x 10-4 x 10) + (5 x 10-4  x 10)
= 2 x 10-3 + 5 x 10-3 
=7 x 10-3 N

γ          = F / 2l
= 7 x 10-3 / (2 x 2.10-1)
= 3,5 x 10-2 N/m

 Jadi besarnya tegangan permukaan adalah 3,5 x 10-2 N/m.


BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.      Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupioleh suatu lapisan elastis.
2.      Tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
3.      Tegangan permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang (d) tempat gaya itu bekerja.
Secara matematis, kita tulis:
Rumus Tegangan Permukaan:
γ = \frac{F}{2l}
Keterangan:
 = Tegangan permukaan
F= Gaya tegangan permukaan
l = Panjang kawat
4.      Aplikasi konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih, gelembung sabun atau air berbentuk bulat, dan klip tidak tenggelam dalam air.
4.2 Saran
Dari bahasan yang telah dijelaskan sebaiknya para siswa lebih memperhatikan fenomena-fenomena alam di sekitar yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah. Selain itu, agar lebih memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan tegangan permukaan, persamaannya, dan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.



DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Adisalamun, Djamuli, M. A., Titiu, C. C. dan Yandra, A. 2012. Adsorbsi Surfaktan Nonionik Askil Poliglikosida Pada Antar Muka Fluida-Fluida. Vo. 9, No. 1 ISSN: 1412-5064, Banda Aceh
Basuki, A.S. dan Setijo, B. 2003. Buku Panduan Prakituk Kimia Fisika. Universitas Indonesia, Depok.
Bowo, C., Mohammad, H. dan Bambang, M. 2008. Penentuan Kurva Potensi Air Refensi Air Tanah Laboratorium Dengan Sensor Resistensi dan Kapasitansi. Univesrsitas Jember, Jember.
Brackbill, U. J., Kothe, B. D. dan Zemach, C. 1992. A Kontinum Methel for Modeling Surface Tension Theoretical Division. Los Alamos National Laboratory. Los Alamos, New Mexico.
Brater, F. E. dan H. W. King. 1976. Handbook of Hidraulics for The Solution of Hidraulic Engineering Problem. Muray Printing Company and Bound by The Book Press, New York.
Ginting, M. H dan Netti, H. 2002. Tegangan Permukaan dengan Metode Drop Out dan Metode Bubble. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Indarmiati ddan Ernowati, U. F. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaaan dengan Induksi Elektromagnetik. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Munson, R. B., Young, F. D. 2006. Mekanika Fluida. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nasrudddin, M. N., Juwairiyah., Masthurah. 2013. Fisika Dasar. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Osgouei, A., Haniyeh., Parsfar., Abbas, G., Akbar., Zadeh., Hamed. 2011. Density and Temperature Depencies of Liquid Surface Tension. Faculty of Chemistry. Sharif University of technology, Iran.
Rahman, H. 2010. Kajian Eksperemental Wick Screen Nesh dan Sintered Powder Terhadap Kinerja Heat Pipe. Tesis Fakultas Teknik.Universitas Indonesia, Depok.
Sears, F. W. dan Mark, W. Z. 1962. University Physics in One Volume. Parmouth College, Newyork.
Sophodeousu. 2009. Understanding and Explaining Surface Tension and Capillarity and Introduction to Fundamental Physics for Water Professional. University of Cansas.
Syofyan. Tuti, A. S. dan Rieke, A. 2013. Pengaruh Kombinasi Surfaktan Natrium Luryl Sulfat dan Benzalkorium Klorida Terhadap Kelarutan Ibuprofen. Vo. 18, No 1. ISSN: 1410-0177, Padang
Anief, Moh., (1993), “Ilmu Meracik Obat”, UGM Press, Yogyakarta, 129,130.
Anonim. 2013.”Penuntun Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Ansel, Howard C., (1985), “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta
Ditjen POM, 1975.”Farmakope Indonesia edisi III”. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ditjen POM. 1995.”Farmakope Indonesia Edisi IV”. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Gennaro, A.R. 1990. “Pengetahuan Farmasi Fisika”. Mack Publishing Company, Easton,
Pennsylvania.
Kosman, R. dkk. 2006. “Bahan Ajar Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
Lachman, L. dkk. 1986. “Teori Praktis Farmasi Fisika”. Third Edition, Lea and Febiger.
Washington Square Philadelphia. USA.
Martin Alfred dkk, 1993. ``Farmasi Fisika``, Edisi III, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sutrisno. 2011. Tegangan Permukaan. Bumi Aksara, Jakarta.
Triatmodjo, B. 1996. Hidraulika1. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
White, M. F. 1988. Mekanika Fluida. Erlangga, Jakarta
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan, (Online), (http://wavega.wordpress.com/ 2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San. 2009. Tegangan Permukaan, (Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan, (Online), http://wavega.wordpress.com/ 2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San. 2009. Tegangan Permukaan, (Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)

No comments:

Post a Comment

Novel Bahasa Jawa "Tresno Waranggono"

                                                                           Tresno Waranggono “ Theng-theng” swara bel muni, kang tandane w...