BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Banyak kejadian – kejadian alam yang kurang kita perhatikan
akan tetapi fenomena-fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan
permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan
dengan teliti misalnya Jarum yang diletakan Pada permukaan air. Hal tersebut
dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau
pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair
(fluida) yang berada pada keadaan diam (statis).Suatu molekul dalam fase cair
dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara
rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut
dengan tegangan permukaan.Tegangan permukaan atau tegangan bidang batas adalah
gaya yang terdapat pada setiap bidang batas antara dua media berusaha
memperkecil luas bidang itu, oleh karena itu permukaan zat cair kenderung
kemenahan usaha perluasan permukaan dan karena itu tegangan permukaan dapat
didefenisikan dengan gaya yang terdapat pada setiap bidang bahan yang menahan
perluasan permukaan.
Kita sering membuat perbedaan antara
tegangan permukaan dengan tegangan bidang batas, dengan tegangan permukaan
dimaksudkan tegangan pada permukaan cairan yang berbatasan dengan udara,
sedangkan istilah yang kedua dimaksudkan gaya bekerja pada bidang batas antara
dua cairan yang tidak berbaur dan untuk memperoleh sekedar gambaran mengenai
perbandingan gaya intrermolekul.
Tegangan permukaan merupakan
penjelmaan dari pada interaksi gaya intermolekul yang timbul akibat
molekul-molekul yang terdapat pada bidang batas itu tidak dikelilingi secara
sistematik oleh molekul yang lainnya. Tidak seperti halnya dengan molekul-molekul
yang terdapat ditengah-tengan fasa suatu materi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud tegangan
permukaan zat cair?
2. Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan zat cair?
3. Apakah contoh tegangan permukaan zat
cair dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tegangan
permukaan zat cair.
2. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan zat cair.
3. Mengetahui contoh tegangan permukaan
zat cair dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.1 Definisi Tegangan Permukaan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan
panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan
ke dalam. Gaya ini tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan
cgs. Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang
menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang
memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990).
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai
suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang
luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola
atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit
melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas
permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha
mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang
terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis).
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang
bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang
terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua
cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Hamid.2010).
Tegangan permukaan bervariasi antar berbagai cairan.
Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang
buruk karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan
mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga beberapa
seranga dapat berjalan diatasnya (suminar, 2001).
2.1.2Macam-macam
Metoda yang digunakan dalam Tegangan Permukaan
Pengukuran
tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain (Kosman
dkk, 2005);
1. Metode cincin de-Nouy
Cara ini dapat
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar permukaan zat
cair. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa gaya yang
dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan
dalam dyne.
2. Metode kenaikan kapiler
Metode ini
hanya digunakan untuk menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak
bercampur. Bila pipa kapiler dimasukkan ke dalam suatu zat cair, maka zat
tersebut akan naik ke dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh
gaya gravitasi ke bawah akibat berat zat cair.
Komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan yaitu ;
Keliling penampang pipa = 2 pr
Sudut kontak antar permukaan zat dengan dinding kapiler = q maka gaya ke atas total = 2 prg cos q.
2.1.3 Penyebab
Terjadinya Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair
cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair
yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya
adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model
peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair
adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler
adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang
dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara
zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang
berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam
cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di
samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena
molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total
yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya
molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang
berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya
total yang berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah,
maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya
dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada
permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. (Anief, 1993)
Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan
suatu antarmuka gas/cair. Walaupun istilah ini akan dipakai dalam penentuan
tegangan permukaan. Karena setiap artikel zat, apabila itu bakteri, sel,
koloid, granul atau manusia, mepunyai suatu antarmuka pada batas sekelilingnya,
maka pada topik ini memang penting. Tegangan permukaan adalah gaya persatuan
panjang yang terdapat antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, sedangkan
tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang bias juga digambarkan dengan
suatu rangka kawat tiga sisi dimana suatu bidang datar bergerak diletakkan.
(Martin, 1990)
Molekul-molekul zat aktif permukaan (surfaktan)
mempunyai gugus polar dan non polar. Bila suatu zat surfaktan didispersikan
dalam air pada konsentrasi yang rendah, maka molekul-molekul surfaktan akan
terabsorbsi pada permukaan membentuk suatu lapisan monomolekuler. Bagian gugus
polar akan mengarah ke udara. Hal ini mengakibatkan turunnya tegangan permukaan
air. Pada konsentrasi yang lebih tinggi nolekul-molekul surfaktan masuk ke
dalam air membentuk agregat yang dikenal sebagai misel. Konsentrasi pada saat
misel ini mulai terbentuk disebut konsentrasi misel kritik (KMK). Pada saat KMK
ini dicapai maka tegangan permukaan zat cair tidak banyak lagi dipengaruhi oleh
perubahan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan dapat ditentukan dengan
metode tegangan permukaan. (Kosman, 2006).
Cara yang paling mudah dan sederhana untuk menentukan
tegangan permukaan adalah dengan menggunakan kawat yang dibengkokkan berbenruk
huruf U dan kawat kedua CD dengan panjang l yang dapat digerakkan sepanjang
kawat U.
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu,
karena meningkatnya energy kinetik molekul
2. Zat terlarut
(solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas
larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat
yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
3. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat
mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan
atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
4. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara
molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar.
Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya
kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
5. Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi
zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan.
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan
tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan
menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada didalam larutan.
2.1.5 Manfaat Tegangan Permukaan dalam Dunia Farmasi
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat
pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane
biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi
dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan
suspensi
2.2 Alat dan Bahan
1.
Kawat dengan panjang 32 cm dan 12 cm
2.
Wadah
/ baskom
3.
Gunting
besi
4.
Beban
5.
Air
6.
Sabun
Cair
2.3 Cara Kerja
1.
Menyiapkan
semua alat dan bahan.
2.
Memotong
kawat dengan panjang 32 cm dan 12 cm dengan guting besi.
3.
Membengkokkan
kawat membentuk U dengan ukuran 20 x 12 cm, kawat yang satunya dengan panjang
12 cm diberi pengait ditengah dan tiap ujungnya.
4.
Menyiapkan
wadah yang telah diisi air secukupnya.
5.
Mencampurkan
sabun cair dengan air yang ada diwadah.
6.
Untuk
prakteknya, mencelupkan kawat kewadah
yang berisi larutan air sabun dan mencelupkan kawat yang telah diberi beban
kewadah yang berisi larutan air sabun.
7.
Mengamati
hasil yang terjadi.
2.4 Fungsi
Fungsi dari alat ini untuk
menjelaskan contoh tegangan permukaan zat cair dan mengamati tegangan permukaan
zat cair pada larutan sabun dengan bantuan kawat berbentuk U, dan juga mengukur
tegangan permukaan zat cair tersebut.
2.5 Pengambilan Data
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menggunakan teknik percobaan dan mengambil dari sumber di internet. Pada
penyusunannya pertama kami mencari sumber dan informasi mengenai tegangan permukaan
zat cair dari buku mapel fisika kelas XI yang kami miliki, selain itu kami
mencarinya di internet juga.
BAB III
3.1 Analisis Data
Perhatikan gambar berikut :
Seutas kawat dibengkokkan membentuk huruf U. Pada kaki-kai
kawat tersebut di pasang seutas kawat sedemikian rupa sehingga dapat bergeser.
Ketika kedua kawat ini dicelupkan ke dalam larutan sabun dan di angkat kembali,
maka kawat kedua akan tertari ke atas (kawat harus ringan). Agar kawat kedua
tidak bergerak ke atas, kita harus menahannya dengan gaya ke arah bawah.
Jika panjang kawat kedua l dan larutan sabun yang
menyentuhnya memiliki dua permukaan, maka tegangan permukaan sabun bekerja
sepanjang 2l. Tegangan permukaan (γ) dalam hal ini didefinisikan sebagai
perbandingan antara gaya tegangan permukaaan (F) dan panjang permukaan (2l)
tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
γ =
Tegangan permukaan terjadi
karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak
seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi
berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah wadah.
Molekul cairan biasanya
saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi
oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya
ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan
lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di
bagian dalam cairan.
Sebaliknya, molekul cairan
yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping
dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut
sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan
seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal
dengan istilah Tegangan Permukaan.
Pada pembahasan sebelumnya,
kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara kualitatif (tidak ada
persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan permukaan secara
kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita
tinjau sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang
berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut
bisa digerakkan.
Dari Praktikum diperoleh data sebagai berikut
:
Massa
kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg
Panjang
kawat (l) = 20 cm = 2 x 10-1 m
Massa
beban = 0,5 gram = 5 x 10-4 kg
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus
dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada
cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan
dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
3.2 Pembahasan
Jika kawat tersebut
dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika seseorang
bermain gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak
terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan
pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah
panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana
besarnya gaya total adalah F .
Dalam kesetimbangan,F =
gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat
lurus.Misalkan panjang kawat lurus adalah l . Karena lapisan air sabun yang
menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang
ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan
pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya Tegangan
Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk
kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
Karena tegangan permukaan
merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan dengan Satuan
panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m)
atau dyne per centimeter (dyn/cm).
Dari data yang diperoleh dari
praktikum maka dapat dicari besar tegangan
permukaan, yang kami masukkan kedalam soal, dan pembahasannya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Contoh
Soal :
Sebtang
kawat dibengkokkan seperti huru U. Kemudian kawat kecil PQ yang bermassa 0,2
gram dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar). Kemudian kawat tersebut
dicelupkan ke dalam cairan sabun dan diangkat vertikal sehingga ada lapisan
tipis sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas kawa kecil
mengalami gaya tarik ke atas oleh lapisan sabung. Agar terjadi keseimbangan,
maka pada kawat kecil PQ digantungkan benda dengan massa 0,5 gram. Jika panjang
kawat PQ = 20 cm dan nilai gravitasi 10 m/s2, berapa tegangan sabun
tersebut?
Pembahasan :
Diketahui :
Massa kawat =
0,2 gram = 2 x 10-4 kg
Panjang kawat (l) =
20 cm = 2 x 10-1 m
Massa beban =
0,5 gram = 5 x 10-4 kg
g =
10 m/s2
Ditanyakan : Tegangan permukaan lapisan sabun (ɤ)?
Rumus : γ
=
Jawab :
F = berat
kawat + berat benda
=
( m x g)kawat + (m x g)benda
=
(2 x 10-4 x 10) + (5 x 10-4 x 10)
=
2 x 10-3 + 5 x 10-3
=7
x 10-3 N
γ =
F / 2l
=
7 x 10-3 / (2 x 2.10-1)
=
3,5 x 10-2 N/m
Jadi besarnya tegangan
permukaan adalah 3,5 x 10-2 N/m.
BAB
III
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1. Tegangan
permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupioleh suatu lapisan elastis.
2. Tegangan
permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.
3. Tegangan
permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F)
dan panjang (d) tempat gaya itu bekerja.
Secara matematis, kita
tulis:
Rumus Tegangan Permukaan:
γ =
Keterangan:
= Tegangan permukaan
F= Gaya tegangan permukaan
l = Panjang kawat
4. Aplikasi
konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, mencuci
dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih,
gelembung sabun atau air berbentuk bulat, dan klip tidak tenggelam dalam air.
4.2
Saran
Dari bahasan yang telah
dijelaskan sebaiknya para siswa lebih memperhatikan fenomena-fenomena alam di
sekitar yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat ilmiah. Selain itu, agar
lebih memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan tegangan permukaan,
persamaannya, dan konsepnya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Kanginan,
M. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Adisalamun, Djamuli, M. A., Titiu, C. C. dan Yandra, A.
2012. Adsorbsi Surfaktan Nonionik Askil
Poliglikosida Pada Antar Muka Fluida-Fluida. Vo. 9, No. 1 ISSN: 1412-5064,
Banda Aceh
Basuki,
A.S. dan Setijo, B. 2003. Buku Panduan Prakituk Kimia Fisika. Universitas
Indonesia, Depok.
Bowo,
C., Mohammad, H. dan Bambang, M. 2008. Penentuan Kurva Potensi Air Refensi Air
Tanah Laboratorium Dengan Sensor Resistensi dan Kapasitansi. Univesrsitas
Jember, Jember.
Brackbill,
U. J., Kothe, B. D. dan Zemach, C. 1992. A Kontinum
Methel for Modeling Surface Tension Theoretical Division. Los Alamos
National Laboratory. Los Alamos, New Mexico.
Brater,
F. E. dan H. W. King. 1976. Handbook of
Hidraulics for The Solution of Hidraulic Engineering Problem. Muray
Printing Company and Bound by The Book Press, New York.
Ginting,
M. H dan Netti, H. 2002. Tegangan Permukaan dengan Metode Drop Out dan Metode
Bubble. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Indarmiati
ddan Ernowati, U. F. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan Permukaaan dengan
Induksi Elektromagnetik. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.
Munson,
R. B., Young, F. D. 2006. Mekanika Fluida. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nasrudddin,
M. N., Juwairiyah., Masthurah. 2013. Fisika Dasar. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Osgouei,
A., Haniyeh., Parsfar., Abbas, G., Akbar., Zadeh., Hamed. 2011. Density and Temperature Depencies of Liquid
Surface Tension. Faculty of Chemistry. Sharif University of technology,
Iran.
Rahman,
H. 2010. Kajian Eksperemental Wick Screen Nesh dan Sintered Powder Terhadap
Kinerja Heat Pipe. Tesis Fakultas Teknik.Universitas Indonesia, Depok.
Sears,
F. W. dan Mark, W. Z. 1962. University
Physics in One Volume. Parmouth College, Newyork.
Sophodeousu.
2009. Understanding and Explaining
Surface Tension and Capillarity and Introduction to Fundamental Physics for
Water Professional. University of Cansas.
Syofyan.
Tuti, A. S. dan Rieke, A. 2013. Pengaruh Kombinasi Surfaktan Natrium Luryl
Sulfat dan Benzalkorium Klorida Terhadap Kelarutan Ibuprofen. Vo. 18, No 1.
ISSN: 1410-0177, Padang
Anief, Moh., (1993), “Ilmu Meracik Obat”, UGM Press,
Yogyakarta, 129,130.
Anonim. 2013.”Penuntun
Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Ansel,
Howard C., (1985), “Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta
Ditjen POM, 1975.”Farmakope
Indonesia edisi III”. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ditjen POM. 1995.”Farmakope
Indonesia Edisi IV”. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Gennaro, A.R. 1990. “Pengetahuan
Farmasi Fisika”. Mack Publishing Company, Easton,
Pennsylvania.
Kosman, R. dkk. 2006. “Bahan
Ajar Farmasi Fisika”. Universitas Muslim Indonesia.
Makassar
Lachman, L. dkk. 1986. “Teori
Praktis Farmasi Fisika”. Third Edition, Lea and Febiger.
Washington Square Philadelphia. USA.
Martin Alfred dkk,
1993. ``Farmasi Fisika``, Edisi III,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sutrisno.
2011. Tegangan Permukaan. Bumi Aksara, Jakarta.
Triatmodjo, B. 1996. Hidraulika1. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
White,
M. F. 1988. Mekanika Fluida. Erlangga, Jakarta
Giancoli,
Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Kanginan, M. 2006. Fisika untuk SMA
Kelas XI Semester 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wavega.
2009. Tegangan Permukaan, (Online), (http://wavega.wordpress.com/
2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San.
2009. Tegangan Permukaan, (Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/,
diakses 8 November 2009)
Wavega. 2009. Tegangan Permukaan,
(Online), http://wavega.wordpress.com/
2009/08/07/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
San. 2009. Tegangan Permukaan,
(Online). (http://www.gurumuda.com/tegangan-permukaan/, diakses 8 November 2009)
No comments:
Post a Comment